Mohon tunggu...
Muhammad Ainul Yaqin
Muhammad Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Teknik Informatika yang menekuni Bidang keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Manajemen Proses Bisnis, Process Mining, dan Arsitektur Enterprise.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perbandingan Teknik Oversampling Statistik vs Generatif AI: Drama, Plot Twist, dan Ending Tak Terduga!

16 November 2024   08:46 Diperbarui: 16 November 2024   08:48 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bing.com/images/create

 Ketika Statistik Bertemu GAN: Kombinasi Ciamik atau Bencana?

Mari kita bayangkan SMOTE dan GAN ini adalah dua orang teman yang berbeda kepribadian. SMOTE itu si praktis, nggak banyak drama, dan suka menyelesaikan masalah dengan cara yang efisien. GAN adalah seniman eksentrik yang suka berpikir di luar kotak, tapi kadang suka bikin orang lain bingung. Pertanyaannya: apa yang terjadi kalau mereka bekerja sama?

Ternyata, beberapa peneliti mencoba memadukan pendekatan ini, contohnya dalam penelitian Tan et al. (2023). Mereka menemukan bahwa GAN memang menjanjikan, tapi untuk aplikasi tertentu---seperti prediksi kelangsungan hidup pasien---teknik statistik masih lebih andal. Ini semacam kerja kelompok di mana SMOTE memastikan tugas selesai tepat waktu, sementara GAN sibuk membuat presentasi yang super artistik tapi nggak fokus ke tujuan utama.

Oversampling di Dunia Nyata: Mana yang Lebih Berguna?

Saat Anda memilih metode oversampling, banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa skenario di dunia nyata:

  1. Analisis Kredit
    Dalam dunia keuangan, dataset biasanya terdiri dari fitur numerik (income, debt) dan kategori (employment type). Di sini, GAN seperti Wasserstein GAN punya keunggulan karena mampu menangani kombinasi fitur ini. Penelitian Engelmann dan Lessmann (2020) menunjukkan bahwa metode berbasis GAN unggul dalam skenario seperti ini.

  2. Kesehatan dan Prediksi Survival
    Kalau datanya tentang pasien, waktu kelangsungan hidup, atau risiko penyakit, metode tradisional seperti SMOTE sering kali lebih andal. Seperti yang ditemukan oleh Tan et al. (2023), GAN kadang terlalu rumit untuk situasi yang sebenarnya hanya butuh solusi sederhana).

  3. Klasifikasi Gambar
    Kalau data Anda berupa gambar, generative AI seperti GAN jelas menjadi pilihan. Model seperti Majority-Guided VAE (MGVAE) bahkan memperhitungkan karakteristik kelas mayoritas untuk menghasilkan data minoritas yang lebih representatif, seperti yang dipaparkan oleh Ai et al. (2023).

Kritik dan Komedi Oversampling

Tentu saja, kedua metode ini punya kelemahan. SMOTE itu ibarat tukang mie instan: cepat dan mengenyangkan, tapi kurang gizi. Di sisi lain, GAN seperti koki Michelin yang suka menghabiskan waktu berjam-jam untuk satu hidangan. Hasilnya memukau, tapi Anda mungkin sudah lapar duluan sebelum makanannya selesai.

Dan jangan lupa risiko besar GAN: "mode collapse"---alias ketika GAN terus-menerus menghasilkan data yang mirip satu sama lain. Ini seperti teman Anda yang selalu pakai baju warna sama tiap kali hangout. Niatnya kreatif, tapi kok repetitif?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun