Mohon tunggu...
Muhammad Ainul Yaqin
Muhammad Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Teknik Informatika yang menekuni Bidang keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Manajemen Proses Bisnis, Process Mining, dan Arsitektur Enterprise.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Serunya Bikin Prediksi Kasus Perceraian dengan Teknik Oversampling - Perbandingan Empat Jurus Jitu

15 November 2024   08:00 Diperbarui: 15 November 2024   08:08 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa Yang Bisa Kita Pelajari dari Semua Ini?

Jadi, masing-masing teknik ini punya kelebihan dan kekurangan tergantung konteksnya. SMOTE cocok buat prediksi umum dan konsisten, Random Over untuk solusi yang praktis, GAN buat data kompleks yang kaya detail, dan ADASYN buat kasus yang rumit dan jarang muncul. Di penelitian Dina et al., Random Forest dengan SMOTE ternyata jadi kombinasi paling jitu, dengan akurasi 81%!

Oversampling nggak cuma sekadar menambah data, tapi juga cara kita bikin algoritma lebih "adil" dan bijak dalam menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian. Mesin nggak lagi "cuek" sama data yang sedikit; mereka jadi lebih jeli dalam menganalisis dan memberikan hasil yang mendekati kenyataan.

Oversampling dalam Kehidupan Sehari-hari?

Jadi, setelah memahami bagaimana SMOTE, Random Over, GAN, dan ADASYN bekerja, apakah kita bisa mengaitkan teknik ini dengan kehidupan sehari-hari? Ternyata, bisa banget! Oversampling, secara sederhana, adalah seni "mengimbangi" ketidakseimbangan yang sering kita temui---mulai dari masalah pekerjaan sampai kehidupan sosial.

  • SMOTE: Merangkul yang Minoritas
    Misalnya, dalam tim kerja, pasti ada ide atau pendapat minoritas yang kadang nggak banyak didengar. Teknik SMOTE dalam kehidupan nyata berarti "mengangkat" suara minoritas ini, memberi mereka platform untuk bisa dilihat dan dipertimbangkan dengan lebih adil. Sama seperti SMOTE menambahkan data pada kelas minoritas, kita juga bisa "menyuntikkan" lebih banyak perhatian pada ide yang jarang disuarakan. Hasilnya? Keputusan yang diambil jadi lebih inklusif dan beragam.
  • Random Over: Sederhana tapi Efektif
    Random Over bisa kita samakan dengan cara sederhana memperbanyak perspektif. Kalau ada satu perspektif yang mendominasi, kita bisa coba memperbanyaknya agar lebih banyak "mata" yang melihat dari sisi yang berbeda. Misalnya, di lingkungan pertemanan, bisa kita praktekkan dengan memperbanyak kesempatan buat mendengarkan teman-teman yang jarang bicara atau mungkin biasanya nggak punya banyak pendukung. Teknik ini mudah, tapi terkadang bisa jadi cara efektif buat mendengarkan lebih banyak sudut pandang.
  • ADASYN: Fokus di Area Sulit
    Dalam pekerjaan atau studi, sering kali ada bagian yang lebih menantang dan jarang kita kuasai, kan? ADASYN mengajarkan kita untuk fokus di area sulit, mengisi celah yang belum kita pahami. Mirip dengan mempelajari pelajaran yang lebih menantang dengan perhatian ekstra, teknik ini mendorong kita buat lebih jeli dalam menghadapi tantangan yang sulit tapi penting.
  • GAN: Kreativitas dalam Menghadapi Kompleksitas
    GAN itu bisa dibilang si kreatif dalam menghadapi ketidakseimbangan. Teknik ini menciptakan data yang lebih realistis dan penuh detail, mirip seperti kita merangkai skenario dalam menghadapi situasi kompleks. Misalnya, di proyek kerja atau kegiatan kelompok, terkadang ada banyak variabel yang terlibat, dan kita butuh pendekatan kreatif untuk bisa menyeimbangkan semuanya. GAN mengajarkan kita buat nggak takut berinovasi, menciptakan skenario baru buat menyelesaikan masalah yang penuh tantangan.

Oversampling Bukan Sekadar Teknik, tapi Filosofi

Pada akhirnya, Dina et al. dalam penelitian mereka bukan cuma menunjukkan bagaimana prediksi perceraian bisa lebih akurat dengan teknik oversampling, tapi juga memberi kita pelajaran bahwa kadang, menghadapi ketidakseimbangan itu adalah tentang memilih pendekatan yang tepat. Apakah kita butuh pendekatan yang mudah, fokus, detail, atau kreatif, setiap situasi punya "resep" oversampling-nya sendiri.

Di dunia yang penuh ketidakseimbangan ini, oversampling adalah filosofi bagaimana kita merangkul perbedaan, mendengarkan yang jarang terdengar, dan menciptakan keseimbangan yang nggak hanya adil, tapi juga lebih manusiawi.

Jadi, lain kali kalau kamu lagi dengerin opini yang berbeda atau menghadapi tantangan yang nggak biasa, ingatlah teknik-teknik ini. Siapa tahu, di situlah jawabannya!

Referensi:

Dina, A. B., Sarno, R., Anggraini, R. N. E., Haryono, A. T., & Septiyanto, A. F. (2024, September). Comparison of Oversampling Techniques in Prediction Judicial Decisions of Divorce Trials in Family Courts. In 2024 International Conference on Information Technology Research and Innovation (ICITRI) (pp. 13-18). IEEE.;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun