Kristalografi makromolekul, bidang tempat para peneliti menyelidiki struktur biologis menggunakan difraksi sinar-X, telah maju secara signifikan dengan bantuan sinar mikro intens dari sumber sinkrotron generasi ketiga.Â
Garis sinar ini memungkinkan para ilmuwan untuk bekerja dengan kristal yang lebih kecil, beberapa berukuran sekecil 10 mikrometer. Namun, kristal kecil ini memiliki kekurangan---kristal ini sangat sensitif terhadap kerusakan radiasi, yang berarti para ilmuwan memerlukan beberapa sampel protein yang sama untuk mendapatkan gambaran yang lengkap.
Dalam hal menggabungkan data dari beberapa kristal, semuanya menjadi rumit. Proses penggabungan perlu mengidentifikasi kumpulan data yang paling kompatibel---artinya yang tampak serupa secara struktural. Di sinilah metode pengelompokan berperan.Â
Metode ini membantu para peneliti memahami beberapa kumpulan data ini dengan mengelompokkannya berdasarkan kesamaan, memastikan hanya data terbaik yang masuk ke analisis akhir.Â
Di sini, kita akan membahas beberapa metode utama yang digunakan untuk mengelompokkan data kristal, berdasarkan makalah Foadi et al. tahun 2013 dan penelitian terkait oleh Liu et al. (2012) dan Giordano et al. (2012). Setiap metode memiliki ciri khasnya sendiri, mulai dari pengelompokan hierarkis hingga dispersi anomali panjang gelombang tunggal (SAD), dan masing-masing membahas aspek kristalografi makromolekuler yang berbeda.
Pendekatan Foadi dkk.: Pemilihan Data Otomatis dengan BLEND
Pada tahun 2013, Foadi dkk. menyajikan metode yang dirancang khusus untuk menyederhanakan dan mengotomatiskan proses analisis data multikristal dalam kristalografi makromolekuler. Inovasi mereka, BLEND, menawarkan cara untuk membantu ahli kristalografi menangani tugas pengelompokan dan pemilihan kumpulan data terbaik dari beberapa kristal yang memakan waktu.
BLEND beroperasi dengan menganalisis kumpulan data, menemukan fitur struktural umum, dan mengelompokkan data yang sesuai. Keindahan pendekatan ini terletak pada otomatisasinya, yang menyelamatkan peneliti dari proses manual dan berulang yang secara tradisional mendominasi bidang ini.Â
Proses BLEND melibatkan pembuatan klaster berdasarkan kesamaan dalam data struktur kristal, yang pada dasarnya menyaring data dari kristal yang tidak cukup mirip. Dengan cara ini, hanya kumpulan data yang paling isomorfis (identik secara struktural) yang digabungkan, sehingga meningkatkan kualitas keseluruhan data akhir.
Pendekatan ini memiliki implikasi praktis. Dengan menyederhanakan pemilihan data, BLEND dapat sangat berguna untuk protein membran dan struktur sensitif lainnya yang memerlukan data berkualitas tinggi dari beberapa kristal.
 Intinya, BLEND memungkinkan penggabungan kumpulan data ini tanpa mengorbankan integritas struktural, yang pada akhirnya memungkinkan para ilmuwan untuk mengungkap informasi struktural baru dengan lebih mudah.