Mohon tunggu...
Muhammad Ainul Yaqin
Muhammad Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Teknik Informatika yang menekuni Bidang keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Manajemen Proses Bisnis, Process Mining, dan Arsitektur Enterprise.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pemahaman yang Mendalam Tentang Analisis Sentimen Berbasis Pembelajaran Mendalam: Sebuah Tinjauan Komparatif

1 November 2023   13:34 Diperbarui: 1 November 2023   13:43 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.mdpi.com/2079-9292/9/3/483

Dunia telah berubah secara signifikan seiring dengan perkembangan Web 2.0 yang membuka pintu ke platform online tempat pengguna dengan bebas berbagi pandangan dan berdiskusi tentang berbagai topik. Hal ini membawa analisis sentimen dalam media sosial menjadi area penelitian yang sangat penting. Mengapa? Karena analisis sentimen bukan hanya sekadar menggali opini pengguna, tetapi juga memiliki dampak besar dalam aplikasi sehari-hari, termasuk sistem rekomendasi, analisis survei, dan bahkan kampanye politik. Analisis sentimen membantu kita memahami perilaku manusia dan bagaimana opini mereka mempengaruhi pengambilan keputusan.

Namun, analisis sentimen juga memiliki tantangan serius yang perlu diatasi. Tantangan ini terutama terkait dengan pemrosesan bahasa alami (NLP) dan, tentu saja, dengan pengelolaan data yang besar yang dihasilkan oleh pengguna di media sosial. Dalam upaya untuk mengatasi tantangan ini, model pembelajaran mendalam, seperti Deep Neural Networks (DNN), Convolutional Neural Networks (CNN), dan Recurrent Neural Networks (RNN), telah muncul sebagai harapan dalam menghadapi analisis sentimen. Model-model ini memungkinkan pengambilan fitur yang otomatis, yang meningkatkan akurasi dan kinerja dalam berbagai tugas.

Namun, apa yang membuat makalah ini menarik adalah niatnya untuk melakukan peninjauan studi terbaru yang telah menggunakan model pembelajaran mendalam untuk analisis sentimen. Lebih jauh lagi, mereka melakukan studi komparatif untuk menguji berbagai model dan fitur input. Mari kita mencoba memahami lebih dalam apa yang telah diungkapkan oleh penelitian ini.

Pembelajaran Mendalam: Menciptakan Lapisan Kedalaman dalam Analisis Sentimen

Pembelajaran mendalam adalah pendekatan yang memanfaatkan jaringan saraf berlapis-lapis untuk memahami dan mengekstrak fitur dari data secara otomatis. Dalam pemahaman konvensional, kita sering mendefinisikan fitur-fitur secara manual atau menggunakan teknik pemilihan fitur. Namun, model-model pembelajaran mendalam mampu secara otomatis mengidentifikasi dan mengekstrak fitur-fitur, yang berkontribusi pada peningkatan akurasi dan kinerja dalam berbagai tugas.

Sekilas, model-model ini mungkin terdengar seperti entitas abstrak dalam dunia komputasi, tetapi mereka sebenarnya memiliki fondasi yang sangat nyata. Deep Neural Networks (DNN), Convolutional Neural Networks (CNN), dan Recurrent Neural Networks (RNN) telah memberikan solusi yang sangat efektif di berbagai bidang, termasuk pengenalan gambar, pengenalan ucapan, dan bahasa alami. Mereka mengadaptasi pendekatan berlapis-lapis untuk lapisan tersembunyi dari jaringan saraf, yang pada gilirannya memungkinkan representasi data yang lebih kompleks dan penangkapan pola serta hubungan yang lebih baik dalam data.

Selain itu, model-model pembelajaran mendalam memiliki keuntungan tambahan: kemampuan mereka untuk mengukur hiperparameter model pengklasifikasi secara otomatis. Ini meningkatkan kinerja mereka dan mendorong inovasi dalam bidang ini. Dalam analisis sentimen, inovasi ini sangat berharga dalam memahami dan mengelola opini manusia yang sangat dinamis dan terus berubah.

Analisis Sentimen: Menafsirkan Sentimen dalam Dunia Kata-Kata

Analisis sentimen adalah proses mendalam yang melibatkan ekstraksi informasi tentang sentimen atau pendapat yang tertanam dalam sepotong teks. Ini bisa menjadi sentimen positif, negatif, atau netral. Praktiknya, ini adalah identifikasi informasi subjektif secara otomatis dan pemberian label pada sentimen yang relevan.

Analisis sentimen bukan hanya tugas yang sederhana. Ini dapat dilakukan pada berbagai tingkat, mulai dari tingkat aspek atau fitur tertentu dalam entitas, hingga tingkat kalimat, hingga tingkat keseluruhan dokumen. Ada tiga pendekatan utama yang digunakan dalam analisis sentimen: teknik berbasis leksikon, teknik berbasis pembelajaran mesin, dan pendekatan hibrida yang menggabungkan keduanya.

Teknik berbasis leksikon mengandalkan kamus kata-kata yang ada untuk mengklasifikasikan sentimen. Di sisi lain, teknik berbasis pembelajaran mesin memanfaatkan algoritma dan fitur-fitur seperti fitur leksikal, fitur leksikon sentimen, bagian ucapan, kata sifat, dan kata keterangan. Dalam perjalanan terakhir, model-model pembelajaran mendalam, seperti DNN, CNN, dan RNN, telah muncul sebagai harapan besar. Mereka secara konsisten mengungguli model-model pembelajaran mesin konvensional dalam berbagai kasus.

Fitur-fitur yang digunakan dalam analisis sentimen juga beragam, dengan pendekatan seperti penyemat kata (word embeddings) yang memetakan kata-kata ke dalam vektor nilai nyata dan metode TF-IDF yang mengukur signifikansi kata-kata dalam koleksi dokumen.

Namun, tidak semua tugas analisis sentimen sama. Mereka dapat melibatkan klasifikasi objektif atau subjektif, deteksi polaritas sentimen, atau bahkan analisis sentimen berbasis aspek yang memfokuskan diri pada sentimen yang dinyatakan terhadap aspek tertentu dari entitas.

Aplikasi Analisis Sentimen: Dari Bisnis hingga Kesehatan Mental

Sekarang, mari kita berbicara tentang aplikasi nyata dari analisis sentimen. Ini adalah bagian yang paling menginspirasi dari konsep ini karena kita dapat melihat bagaimana analisis sentimen benar-benar memengaruhi berbagai bidang kehidupan.

Bisnis dan E-commerce: Dalam dunia bisnis dan e-commerce, analisis sentimen membantu perusahaan memahami umpan balik pelanggan. Hal ini memungkinkan mereka meningkatkan dukungan pelanggan, mengembangkan produk, dan merancang strategi pemasaran yang lebih efektif. Sentimen pelanggan adalah harta karun yang tak ternilai dalam bisnis.

Sistem Rekomendasi: Dalam dunia sistem rekomendasi, analisis sentimen digunakan untuk menganalisis opini dalam ulasan dan meningkatkan rekomendasi untuk restoran, film, produk, dan banyak hal lainnya. Ini membantu kita menemukan apa yang sesuai dengan preferensi kita dengan lebih akurat.

Intelijen Bisnis: Analisis sentimen memberikan intisari yang berharga dalam pemahaman minat pelanggan, pendapat mereka, dan tren industri. Bisnis yang cerdas menggali data ini untuk membuat keputusan yang lebih baik.

Pasar Komoditas: Di pasar komoditas, analisis sentimen digunakan untuk menganalisis sentimen yang terkait dengan tren pasar. Ini membantu para pelaku pasar membuat keputusan yang lebih tepat.

Kesehatan Mental: Dalam dunia kesehatan mental, analisis sentimen digunakan untuk melengkapi atau menggantikan kuesioner tradisional dengan menganalisis teks yang ditulis oleh pasien di media sosial. Ini membantu kita memahami perasaan dan keadaan mental dengan lebih baik.

Tentu saja, aplikasi analisis sentimen tidak terbatas pada bidang ini. Mereka tersebar luas, merambah ke berbagai aspek kehidupan kita. Sehingga, kita dapat melihat betapa pentingnya penelitian dalam bidang ini.

Studi Perbandingan: Menggali Hasil Eksperimen

Sekarang kita tiba pada inti dari makalah ini, yaitu studi komparatif. Studi komparatif adalah metode yang melibatkan perbandingan antara berbagai aspek dari dua atau lebih subjek atau entitas untuk mengidentifikasi persamaan, perbedaan, dan pola yang mungkin terlewatkan dalam penelitian sebelumnya. Makalah ini secara spesifik bertujuan untuk menguji berbagai model dan fitur input dalam tugas analisis sentimen.

Dalam konteks makalah ini, studi komparatif dilakukan dengan membandingkan penggunaan frekuensi dokumen terbalik istilah (TF-IDF) dan penyemat kata sebagai fitur input, dan menguji tiga model berbeda, yaitu DNN, CNN, dan RNN, untuk klasifikasi sentimen. Tujuan dari studi komparatif ini adalah untuk mengevaluasi dan meningkatkan keadaan seni dalam analisis sentimen dengan menganalisis hasil eksperimen yang diperoleh untuk berbagai model dan fitur input.

Melalui pendekatan ini, peneliti dapat memperoleh wawasan yang mendalam tentang efektivitas dan efisiensi dari berbagai pendekatan, teknik, atau model yang berbeda. Ini membantu kita membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan temuan-temuan yang dihasilkan.

Klasifikasi Sentimen: Menentukan Perasaan dalam Setiap Kata

Klasifikasi sentimen, juga dikenal sebagai analisis sentimen, adalah tugas yang melibatkan penentuan sentimen atau pendapat yang dinyatakan dalam sebuah teks, seperti ulasan, tweet, atau komentar. Tugas ini tidak sekadar membedakan antara sentimen positif, negatif, atau netral, tetapi juga mencakup analisis emosi dan sikap yang lebih spesifik.

Klasifikasi sentimen adalah perangkat penting dalam berbagai aplikasi. Ia membantu kita memahami umpan balik pelanggan, memantau sentimen dalam media sosial, dan bahkan memprediksi opini publik. Dalam konteks makalah ini, klasifikasi sentimen adalah tugas yang dikerjakan dengan menggunakan model-model pembelajaran mendalam dan pemrosesan bahasa alami (NLP).

Studi ini memperbandingkan berbagai model pembelajaran mendalam dan fitur input, termasuk frekuensi dokumen terbalik istilah (TF-IDF) dan penyemat kata, untuk mengatasi masalah analisis sentimen. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi efisiensi dan akurasi analisis sentimen dengan menggunakan model pembelajaran mendalam dan mengidentifikasi pendekatan yang paling efektif untuk klasifikasi sentimen.

Model Sentimen: Algoritma yang Mengartikan Perasaan

Model sentimen merujuk pada algoritma atau model komputasi yang dirancang untuk menganalisis dan mengklasifikasikan sentimen atau pendapat yang terkandung dalam data teks. Model-model ini sangat berguna dalam tugas analisis sentimen karena mereka mampu secara otomatis menentukan apakah suatu teks mengandung sentimen positif, negatif, atau netral.

Model-model sentimen tradisional sering mengandalkan fitur-fitur seperti bag-of-words, n-gram, dan TF-IDF, yang tidak mempertimbangkan kesamaan semantik antara kata-kata. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, model pembelajaran mendalam telah muncul sebagai solusi yang menjanjikan dalam analisis sentimen. Model-model seperti Convolutional Neural Networks (CNN), Recurrent Neural Networks (RNN), dan Deep Neural Networks (DNN) memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknik penyemat kata untuk menangkap makna semantik kata-kata.

Hasilnya, penggunaan model-model pembelajaran mendalam dan penyemat kata sebagai fitur input telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam analisis sentimen. Ini memungkinkan klasifikasi sentimen yang lebih akurat dan mendalam.

Hasil dan Kesimpulan Makalah: Telah Terbukti, Deep Learning adalah Jawaban


Dalam keseluruhan konteks, makalah ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana deep learning telah merubah lanskap analisis sentimen. Kombinasi antara teknik deep learning, terutama dengan penggunaan penyematan kata sebagai fitur input, menjanjikan kemajuan yang signifikan dalam pemahaman perasaan, sikap, dan pendapat di era digital yang semakin terhubung. Studi komparatif yang diuraikan dalam makalah ini menambahkan nilai yang signifikan dengan mengungkapkan perbedaan dalam kinerja model dan fitur input yang digunakan. Ini adalah langkah pertama menuju pemahaman yang lebih dalam tentang cara mengambil manfaat dari analisis sentimen dalam berbagai aplikasi. Bagi peneliti dan praktisi di lapangan ini, artikel ini menjadi referensi yang sangat berharga dalam menjalankan analisis sentimen yang lebih efisien dan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun