Peningkatan Kualitas. MDE membantu meningkatkan kualitas perangkat lunak dengan menyediakan cara untuk melakukan analisis dan verifikasi lebih awal dalam siklus pengembangan. Hal ini dapat mengidentifikasi masalah sejak awal dan menghindari perbaikan yang mahal di tahap akhir.
Pemahaman yang Lebih Baik. MDE membantu praktisi dalam memahami sistem secara keseluruhan. Ini memungkinkan mereka untuk melihat gambaran besar dan juga memahami detail-detail penting.
Dukungan untuk Pengambilan Keputusan. Dengan model yang lebih abstrak, MDE memberikan dukungan yang baik untuk pengambilan keputusan. Praktisi dapat menggunakan model untuk memvisualisasikan implikasi dari berbagai keputusan desain.
Tantangan dalam Penggunaan Model-Driven Engineering
Namun, tidak semuanya selalu berjalan mulus dalam dunia MDE. Tantangan-tantangan juga ada dan beberapa di antaranya adalah:
Fungsi Alat yang Hilang: Salah satu masalah yang sering dilaporkan oleh praktisi adalah kurangnya fungsi yang ada dalam alat-alat MDE. Ini mencakup kemampuan analisis yang terbatas dan dukungan yang kurang memadai untuk pengembangan berbasis komponen.
Pengalaman yang Berbeda-beda: Tingkat pengalaman dan keahlian pemangku kepentingan memainkan peran besar dalam bagaimana mereka melihat MDE. Ini dapat menciptakan perbedaan dalam persepsi tentang manfaat dan masalah yang terkait dengan MDE.
Tantangan dalam Penggunaan UML (Unified Modeling Language): Meskipun UML adalah bahasa pemodelan yang umum digunakan, survei menunjukkan bahwa ada kesulitan dalam menggunakan UML secara efektif. Ini termasuk kurangnya konteks, pemahaman, sinkronisasi, dan konsistensi dalam penggunaannya.
Tantangan Teknis: Penggunaan MDE juga memiliki tantangan teknis, termasuk masalah semantik dalam bahasa pemodelan, kompleksitas, dan keterbatasan dalam kemampuan penyesuaian.
Tren dalam Model-Driven Engineering