Mohon tunggu...
Yanuri Natalia Sunata
Yanuri Natalia Sunata Mohon Tunggu... -

Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Antara Sekedar dan Sekadar

27 Januari 2012   17:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:22 5355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa orang ada yang beranggapan bahwa kata sekedar merupakan kata bentukan baku bahasa Indonesia . Oleh karena itu, masih sering kita jumpai pemakaian kosa kata sekedar dalam beberapa bentuk tulisan. Jika kita telusuri lebih dalam, kata sekedar bukanlah kata bentukan yang baku. Hal ini disebabkan para pengguna bahasa yang bersangkutan telah melakukan kesalahan pemiulihan kosa kata.

Tingkat keseringan masyarakat di dalam menggunakan kata yang dianggap baku, padahal sebenarnya tidak baku menjadi suatu faktor yang sering menyebabkan kesalahan tersebut semakin fatal. Di dalam buku Ejaan yang Disempurnakan, kata sekedar tidak baku dan yang benar adalah sekadar.

Oleh sebab itu, berdasarkan pemaparan di atas maka tidak tepat bila di dalam sebuah tulisan kita menulis kalimat “Ini hanya sekedar manuver politik”. Demikian juga dengan kalimat “Untuk sekedar manatap wajahnya, Ia tak sanggup”. Adapun kalimat yang tepat adalah, “Ini hanya sekadar manuver politik”. Dan, “Untuk sekadar menatap wajahnya, Ia tak sanggup”.

“Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun