Mohon tunggu...
Yanuar Fajar Pamungkas
Yanuar Fajar Pamungkas Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Jurusan Ilmu Komunikasi '2015. Penulis amatir. Keep It Short and Simple (KISS).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Welcome, Hello or Goodbye Kompasiana ?

4 Januari 2016   00:01 Diperbarui: 4 Januari 2016   07:19 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat artikel ini dibuat adalah hari terakhir bagi mahasiswa dan mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga prodi Ilmu Komunikasi angkatan 2015 berkesempatan menambah dan mengumpulkan poin tugas mata kuliah jurnalistik.

Mata kuliah yang diampu oleh seorang kompasianer juga yaitu Bapak Alif Yog Kunandar. Nama aslinya Alif Kunandar. Beliau mulai memberikan tugas tersebut sekitar awal September 2015 dan berakhir sebelum UAS lebih tepatnya 3 Januari 2015 pukul 23.59 WIB.
Bagi kawan-kawan saya yang aktif menulis artikel dan berita di Kompasiana bisa dilihat menggunakan tag “jurnalistikuinjogja15” karena tag tersebut memang diwajibkan untuk memudahkan sang dosen menemukan artikel-artikel mahasiswanya. Sayangnya sebentar lagi tag tersebut mungkin akan jarang dipakai oleh kami karena memang tugas sudah selesai.

Waktu telah tiba, manusia hanya bisa berencana, tapi tuhan yang tertawa. Ada berbagai cerita susah, senang, lucu, dan sebagainya saat berjuang mengumpulkan poin-poin nilai jurnalistik. Poin-poin jurnalistik hasil menulis artikel di kompasiana terbilang cukup jika telah terkumpul 400 poin. Poin yang didapat dari headline adalah 100, highlight atau pilihan adalah 50, seterusnya dinilai menurut sang dosen.
Cerita Senang
Senang jelas apabila artikel kita diberikan medali headline atau highlihgt tapi sayangnya saya belum pernah mendapat headline dan walau demikian highlight sudah cukup bagi saya. Senang jika tiba-tiba ada ide ditengah mentoknya tema yang akan diangkat di kompasiana. Titik ini menjadi semangat baru menulis di kompasiana dan biasanya jika ide yang muncul berawal dari pemikiran yang sudah tumpul maka ide lain banyak pula yang muncul. Senang apabila
Cerita Susah
Susahnya jika punya ide yang cemerlang namun situasi dan kondisi tidak memungkinkan contohnya, ada destinasi wisata yang bagus dan akan dibuat artikel namun kondisi uang lagi pas-pasan atau lokasinya yang tidak dalam jangkauan. Ya, maklum anak kost pengennya keluar terus. Susah selanjutnya jika artikel dirasa bagus tetapi nilainya hangus alias tidak masuk kategori pilihan apalagi headline. Ini yang biasanya bikin down. Susah selanjutnya jika tulisan yang typo atau ada kesalahan lain susah dibetulkan walau sudah masuk menu edit dan sudah disimpan. Mungkin hal ini termasuk saran bagi pihak kompasiana agar lebih meningkatkan kualitas media tercinta ini oke ?
Masuk ke sesi akhir sebelum berpisah dengan tugas jurnalistik. Pertayaannya “Apakah menulis di kompasiana cukup sampai disini ? atau inilah awal menjadi kompasianer ?” Tentu itu menjadi jawaban masing-masing individu setelah apa yang dilalui “Memang jurnalistik bukan menjadi konsentrasi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga tetapi setidaknya kemampuan menulis menjadi hal yang penting juga” tutur Pak Alip Kunandar di salah satu kesempatan saat mengisi jam kuliah.

Dari bebagai elemen kita bisa mempelajari hal terkecil dalam menulis misal tanda baca. Walaupun terkadang masih salah dan tidak sesuai tempatnya tetapi setidaknya kita bisa menggunakan hati dengan istilah Jawa yaitu luwes jika membaca dan menulis artikel. Itu hal yang mendasar dan penting di dalam jurnalistik disamping elemen-elemen yang jauh lebih rumit lagi.
Kompasianer senior atau profesional adalah sasaran jitu bagi kompasianer atau jurnalis amatir seperti saya. Ya, melihat artikel yang dibuatnya saja sudah istimewa apalagi membacanya. Banyak kompasianer dan jurnalis yang jika dalam bahasa game level super star di kompasiana yang menjadi awal dan panutan bagi kompasianer amatir seperti saya dan akan selalu menjunjung tinggi kehangatan bagi semua saja.

Saya ucapkan “Salam hangat kompasiana”
Saya ucapkan “Salam hangat bagi kompasianer dimanapun berada”
Sekali lagi “Salam hangat”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun