Akhir tahun menjadi momen liburan paling pas khususnya bagi anak sekolah tak ketinggalan anak kuliah seperti saya. Keramaian kampus terlihat sedikit berkurang namun keramaian obyek wisata semakin melonjak pada masa liburan ini.
Yogyakarta, kota yang dikenal akan kota budaya, kota yang dikenal akan keindahan lokasi pariwisatanya menjadi salah satu tujuan berlibur kebanyakan orang. Mulai dari pucuk gunung sampai sederet pantainya ada ruang wisata yang tidak terpaparkan lagi.
Pada kesempatan ini saya sedang berencana menenangkan diri dari padatnya kegiatan kuliah yang dibumbui tugas yang bertumpuk-tumpuk. Rencananya ingin sedikit refreshing dan menenangkan otak sebelum bertempur melawan Ujian Akhir Semester (UAS) mulai tanggal 4 Januari 2016 mendatang. Doakan sukses sahabat kompasianer !
Susunan acara sudah disusun secara jitu beberapa minggu yang lalu yaitu akan waktu dan tempatnya. Akhirnya berkat rekomendasi dari foto-foto instagram yang sekarang kebanyak isinya adalah tentang explore pantai, jadi saya memilih deretan pantai di Kabupaten Gunungkidul karena kebetulan saya asli dan rumah saya berada di daerah Wonosari Gunungkidul.
Tanggal 27/12/2015 dari rumah tercinta tepatnya di Baleharjo Pukul 04.00 WIB saya berangkat bersama teman-teman saya menggunakan sepeda motor secara santai hingga sampai pada lokasi wisata Pukul 04.45 WIB. Masuk membayar tiket retribusi sebesar Rp 10.000,- selanjutnya terserah mau ke pantai mana suka-suka. Setiap pindah pantai kita harus membayar tiket parkir dan yang saya alami antara Rp 2.000,- dan Rp 3.000,- saja. Perlu diketahui, deretan pantai di Gunungkidul memiliki pesona pasir nan elegan, air yang bersih, ditambah ratusan payung yang siap disewa. Saya mengatakan mirip di Lombok atau Kuta.
Lanjut saatnya eksplorasi pantainya. Berikut beberapa nama pantai yang sering dipijak para wisatawan antara lain :
- Pantai Siung
- Pantai Pok Tunggal
- Pantai Indrayanti
- Pantai Sundak
- Pantai Krakal
- Pantai Baron
- Pantai Kukup
- Pantai Ngobaran
- Pantai Ngrenehan
- Pantai Sepanjang
- Pantai Drini
- Pantai Sadranan
- Pantai Jogan
- Pantai Wediombo
- Pantai jungwok
- Pantai Sadeng
- Pantai Nglambor
- Pantai Ngeden
Ya, setiap lokasi memiliki keunggulan dan cerita berbeda-beda. Namun sayang saya hanya bisa menginjak tiga pantai saja yaitu Pantai Indrayanti, Pantai Krakal, dan Pantai Sepanjang. Ketiganya luar biasa.
Pantai Indrayanti yang sekarang berubah nama Pantai Pulang Syawal terlihat lebih elok karena diapit dua bukit karang besar yang dapat dinaiki dengan biaya Rp 2.000,- atau jika mau menyewa payung dan tikar dapat disewa dengan hanya Rp 20.000,- saja. Jika belum puas, anda bisa juga menyewa saung dengan Rp 20.000,- diatas bukit karang untuk dapat melihat laut lepas dan pantai – pantai dari ketinggian. Satu lagi, ini wahana yang cukup memacu adrenalin anda jika berani mencoba Flying Fox juga dapat dicoba hanya dengan Rp 20.000,- saja. Memang terlihat pengunjung lebih memadati pantai ini daripada yang lainya padahal hari masih pagi dan mentari mulai meninggi.
Pantai Krakal juga tak mau kalah tebar pesona. Dengan suara ombak yang lebih kuat akibat menabrak karang, hembusan angin yang lebih kencang, serta adanya lokasi untuk naik ke puncak bukit membuat setiap mata yang melihat tak ingin berkedip, begitu umpamanya. Sekarang berubah drastis di Pantai krakal ini banyak para surfinger-surfinger mencoba ganasnya ombak pantai selatan ini untuk berselancar di banyak bebatuan karang.
Terakhir Pantai Sepanjang. Memilih pantai ini memang terlihat sepi tetapi itu dikala pagi hari. Bukan berarti sore harinya sepi juga. Namun yang terlihat dari pantai ini adalah ketenangan akan lokasiya. Bersih dan nyaman untuk duduk santai.
Selesai berpetualang saatnya mengisi tangki perut. Kali ini “Nasi Goreng Pedas + Telur” minumnya “Es Jeruk. Berapa ? Rp 10.000,- mantap bukan ?
Sambil menikmati hidangan saya mencoba bercerita dan sharing beberapa hal. Saya kurang ingat obrolan tersebut, yang saya tangkap bahwa pantai – pantai tersebut memang mulai ramai pada sore dan malam hari kebanyakan sering digunakan mahasiswa – mahasiswi dari Jogja untuk camping. Tahun baru katanya selalu ramai, bahkan saking ramainya, tempat – tempat seperti penginapan, rumah makan, dsb habis dipesan H-3 malam tahun baru, wah - wah !
Dan sekian artikel tentang cerita perjalanan saya menyusuri pantai – pantai di tanah kelahiran di Gunungkidul, hal tersebut murni hanya untuk sekedar refresing, berbagi mencari cerita baru maklum anak Ilmu Komunikasi, dan tentunya membagikan di Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H