Mohon tunggu...
Yanuar Nurcholis Majid
Yanuar Nurcholis Majid Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Lepas

Mahasiswa Fakultas Komunikasi, Jurusan Jurnalistik Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta 2013-2017

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Industri Pertahanan Tanah Air Makin Moncer

17 Desember 2019   11:32 Diperbarui: 17 Desember 2019   11:40 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu berdiri di atas kaki sendiri. Pesan ini adalah dedikasi para the Founding Father yang mengharapkan kejayaan Indonesia di mata dunia.

Memang bukan suatu hal yang mudah menyoal ihwal tersebut. Tapi setidaknya ikhtiar panjang itu, kita yakini akan melewati proses demi proses dalam menjawab semua tantangan zaman saat ini.

Saya pikir semua orang punya pandangan yang sama, bahwa membangun bangsa ini harus dari hulu (sumber) hingga ke hilir (muara). Sumbernya adalah SDM itu sendiri, sedangkan muara adalah faktor pendukung SDM itu sendiri.

Seperti yang dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemhan). Selain menyiapkan SDM, juga memperkuat basis pertahanan nasional melalui industri Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutista) produksi dalam negeri.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam beberapa kesempatan mengatakan, ia bangga dengan industri pertahanan dalam negeri. Artinya, peluang alutista kita punya peluang dan mampu bersaing dengan alutista negara lain.

Menhan juga meyakini, industri pertahanan Tanah Air punya kemampuan membuat peralatan tempur. Dengan begitu, harapan Indonesia untuk semakin berdikari terjawab.

Menhan Prabowo juga mengajak karya dan prestasi anak negeri harus lebih dioptimalkan dengan mengadakan penelitian dan pengembangan (litbang).

Kita harus optimis dan bangga melihat kemajuan Indonesia di era yang demikian dinamis ini. Semoga dalam lima tahun mendatang, Kemhan sukses mendorong industri pertahanan yang lebih mandiri. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun