Mohon tunggu...
Yanuardi Syukur
Yanuardi Syukur Mohon Tunggu... -

Saya sedang belajar menulis. Mengikuti Program Penulisan Esai Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) 2009, dan aktif di Forum Lingkar Pena (FLP) Pusat. Menulis beberapa buku, di antaranya adalah Facebook: Sebelah Surga Sebelah Neraka (Diva Press, 2009). Pendidikan S1 diselesaikan di Departemen Antropologi FISIP Universitas Hasanuddin (1999-2006). Kemudian menyelesaikan S2 pada Kekhususan Politik dan Hubungan Internasional Program Studi Timur Tengah dan Islam (PSTTI) Program Pascasarjana Universitas Indonesia (Agustus 2009-Januari 2010).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Salah dan Saleh

23 Januari 2010   23:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:18 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu waktu, saya mendengar ada yang berbicara kepada kawannya, kayaknya bercanda. "Tau nggak, apa bedanya orang salah dan orang saleh?"

Hmm.."gak tau," kata yang ditanya. Begini, "Orang salah itu selalunya merasa baik, walau sesungguhnya dia melakukan perbuatan salah. Tapi, kalau orang saleh, selalunya merasa kurang baik, walau banyak perbuata baik dilakukannya."

Pada sebuah Magrib, saya mendengar ceramah seorang ustad. "Jadi, ada banjir di situ. Kemudian di salah satu pekuburan muncul mayat, dan ternyata mayat tersebut masih utuh bentuknya." Kata sang penceramah yang lulusan dari Madinah itu, itulah mayat dari salah seorang sahabat yang masyhur.

Di pagi yang lain, menjelang siang, di sebuah portal berita, juga muncul berita seperti itu. Setelah 26 tahun meninggal, kemudian waktu pemerintah menggusur tanah guna pelebaran akses ke bandara Cengkareng. Ada mayat yang masih utuh. Orang-orang pada heboh, kok bisa ya sudah puluhan tahun mati tapi masih utuh dan harum gitu. Ternyata, beliau adalah seorang alim, dan guru mengaji.

Seseorang akan disebut salah ataupun saleh biasanya di akhir hidupnya. Kalau dia mati dalam kebaikan, maka orang akan bilang, "beliau orang saleh." Tapi, kalau kejelekan dan dosa, "maka orang2 pun mendoakannya, namun tetap berpesan kepada yang lain agar tidak mengikuti jejaknya yang dosa."

Orang baik, begitu juga orang buruk, tetaplah hasil akhir dia baik atau tidak itu hanya di Allah. Allah yang paling tahu bagaimana niat kita, dan aktivitas kita sebenarnya. Kalau kita baik, kebaikan itulah yang akan memberikan manfaat bagi kita. Tapi, kalau kita buruk, walau seantero manusia tidak tahu, yakinlah, "Allah tidak mengantuk dan tidak tidur." ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun