Mohon tunggu...
Yanto Tena
Yanto Tena Mohon Tunggu... Jurnalis - Sang Pemimpi

Yang Mulia

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pemuda Zaman Now "Milenial" Masa Depan Bangsa

14 Maret 2020   18:31 Diperbarui: 14 Maret 2020   18:33 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara tentang milenial berarti kita berbicara tentang pemuda. Dimana pemuda adalah harapan dan sekaligus penerus cita-cita bangsa, baik buruknya kualitas pemuda akan tetaplah di pundak pemuda di letakan masa peradaban suatu bangsa. Tentu bahwa pemuda bukanlah komunitas tanpa harapan, akan tetapi pemuda adalah komunitas yang di harapkan.

Sejarahpun mencatat hampir semua perubahan di belahan dunia manapun termasuk Indonesia tidak luput dari pemuda. Oleh sebab itu, bahwa peran pemuda begitu penting untuk terus menjadi tulang punggung bangsa dimasa yang akan datang, dan pemuda akan menjadi harapan bangsa dalam membangun dan menjaga identitas negara di mata dunia.

Jadi,  saya sebagai pemuda milenial mengajak kita sekalian, agar kita sebagai pemuda milenial mampu mempersiapkan diri dalam menjawab tantangan zaman. Tentu secara lebih spesifik kita adalah sosok individu yang berusia produktif dengan mempunyai karakter yang berwatak revolusioner, selalu optimis, berpikiran maju,  memiliki moralitas yang baik, dan sifat sejenisnya dengan segenap daya kita sebagai pemuda milenial akan menjadi kekuatan utama untuk mengarungi gerakan perubahan dalam bernegara. 

Tentu juga kita sebagai pemuda milenial marilah kita teruslah bergerak di atas nilai-nilai idealisme dan moralitas, melihat persoalan yang ada dalam kaca mata idealisme dan memberikan reaksi dalam mengkritisme demi terciptanya tatanan yang lebih mapan.

Namun yang menjadi kegelisahan saya adalah orang-orang yang berada di sekitar saya hanya mementingkan indentitasnya sendiri. Pemuda zaman milenial atau istilah sekarang pemuda zaman now kebanyakan hanya merusak moral,  banyak hal yang menyebabkan pemuda milenial terjebak pada logika pragmatisme. Salah satu pemicu zaman era milenial adalah dimana dengan bebasnya  budaya barat masuk dan memberi dampak negatif terhadap peran pemuda, dan dalam menjaga identitas bangsa pun semakin pudar dan pupus. Nilai barat yang tidak sesuai dengan budaya kita diatopsi secara mentah-mentah oleh para anak muda seperti bertindak anarkis,  memakai ganja, seks bebas, tawuran, miras yang membuat moral pemuda hancur akan masa depannya.

Penyebabnya adalah lemahnya sikap kontrol diri, mudah terjebak, dan gampang terpancing oleh lingkungannya.

Hal yang sama juga di sebabkan oleh terkikisnya spirit nasionalisme, cenderung cuek, apatis,  dan senang mencari jalan pintas atau instan, dan bahkan hal baik dan ajaran pertobatan di kritik, hal vulgar dan abmoral di puji-puji. Kebenaran di perdebatkan, kebohongan di sanjung-sanjung.

Apabila kita kembali melihat perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia yang menjadi masa dimana kebangkitan  kejayaan nusantara setelah era Patih Gajah    Mada-Majapahit, maka kita akan melihat secara jelas bagaimana pemuda begitu signifikan pengaruh dan perannya.  Para pejuang pergerakan, pelopor perubahan kala itu adalah deretan sosok-sosok pemimpin dengan kualitas diri yang baik,  berkemauan keras dan gigih untuk membebaskan bangsa ini dari cengkraman  para penjajah.

Pertanyaannya, Siapakah yang berpotensi untuk mewujudkan kembali perjuangan itu?

Tentunya, bukan golongan anak-anak,  karena mereka adalah tunas pucuk yang masih mencontoh,  juga bukan orang dewasa yang sudah usia dini,  tidak hanya karena tenaga mereka yang berkurang,  melainkan golongan pemudalah yang di harapkan untuk mensupport baik moril maupun material, agar kerja-kerja kebaikan ini berjalan dengan baik.

Oleh karena itu,  sebagai anak muda zaman now mari kita siapkan diri untuk menjemput bonus demografi di negeri ini,  tidak hanya kita persiapkan tapi juga kita harus mampu melestarikan keloyalan kita. Negara dengan jumlah Sumber Daya Manusia yang cukup melimpah seharusnya dapat menjadi negara yang bangkit dari segalah keterpurukan,  hal ini akan terwujud bila kita ikhlas memberi diri sebagai pemuda milenial yang berada di dalamnya. Pemuda itu harus mampu bersikap kritis terhadap kekuasaan yang menyimpang, menindas,  dan korup.  Apapun dan bagaimanapun alasannya kita sebagai pemuda melineal adalah masa depan negara.  Perkembangan negara yang akan datang di tentukan oleh peranan pemuda sebagai generasi penerus dan pewaris.  Untuk itu, kita sebagai pemuda zaman now dan pemuda harapan bangsa marilah latih terus jiwa kepemimpinan dalam diri kita.  Latihlah jiwa kepemimpinan yang dekat dengan rakyat, karena untuk apa kita menjadi pemimpin apabila hanya duduk di atas singgasana tanpa mempedulikan nasib rakrat. Suatu perubahan sering kali tidak perlu menunggu orang banyak. Dia akan mengulir dengan sendirinya bersama dengan pemuda yang teguh dengan komitmennya untuk perubahan. Peran pemuda saat ini adalah menjadi bagian dari masyrakat aktif mendorong kemajuan bangsa dengan melakukan berbagai kegiatan yang konstruktif, baik melalui organisasi kepemudaan maupun pofesi yang digeluti. Peran masa depan dilakukan dengan membekali diri dan mengisi kompetensi, sehingga ketika nanti kita mencapai tahap dewasa, kita dapat meneruskan togkat stafet kepemimpinan bangsa ini dengan baik dan bertanggungjawab sebagimana yang di harapkan bersama.


Ariyanto Kristian Tena

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun