Mohon tunggu...
Kania Hardiyanti
Kania Hardiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung

hope

Selanjutnya

Tutup

Diary

Things Take Time

2 Juni 2022   20:08 Diperbarui: 2 Juni 2022   20:10 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku terlahir dari keluarga dan lingkungan yang taat dalam beragama. Tetapi, apakah semua orang boleh berfikir apapun mengenai Tuhan? Tuhan adalah sesuatu yang abstrak. Walaupun agamanya sama, setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda tentang tuhan.

Kebanyakan manusia yang berpegangan pada suatu agama, akan membela mati-matian agama tersebut. Nilai atau pandangan mereka terhadap agama akan absolut, tetapi hanya dari sudut pandang mereka saja.

Jika Tuhan maha baik dan maha penyayang dan beberapa sifat mulia lainnya yang di sebutkan dalam Asmaul Husna, Falsafah Dasar Tian dalam agama Kong Hu Cu, sifat tuhan dalam kitab Injil. Pertanyaannya, Apakah Tuhan akan marah jika seorang individu berganti agama?

Semisal agama dianalogikan dengan sarana ataupun sebuah kendaraan menuju Tuhan, sementara Tuhan merahasiakan kendaraan mana yang terbaik dan bisa mengantarkan manusia kepada diri-Nya, apakah Tuhan berhak marah kepada orang yang berganti ganti agama? Tuhan pantas marah jika dia secara terbuka memberitahu kepada seluruh manusia jika kendaraan X (agama = X)  adalah kendaraan yang terbaik dan bisa mengantarkan manusia kepada diri-Nya.

Keyakinan manusia terhadap legitimasi spiritual itu hanya berdasarkan pada pernyataan atau klaim para "calo" kendaraan-kendaraan tadi. Para "calo" (pemuka agama) menggembor gemborkan bahwa agama merekalah yang terbaik dan di approve tuhan.

Rasanya pertanyaan semacam ini adalah proses yang wajar dalam pendewasaan dan bentuk manusia mempertanyakan penciptanya. Namun rasa bersalah pasti timbul, karena kita sudah mengenal agama kita sejak dari kecil. Kita pasti akan terbesit rasa bersalah untuk melakukan hal yang dilarang ataupun dianggap tabu oleh agama.

Saya teringat sebuah hadist, dimana disebutkan umat Nabi Muhamad SAW pecah menjadi 73 golongan dalam islam. Hanya satu golongan yang bisa di selamat.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam bersabda, "kaum Yahudi telah pecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh dua (72) golongan. Kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan." (HR Tirmidzi)

Pecahnya muslim menjadi 73 golongan dalam islam juga disebutkan dalam QS Al-An'am ayat 159. Aldul Razzaq Al-Kailani dalam bukunya Syaikh Abdul Qadir Jailani: Guru Para Pencari Tuhan menjelaskan, golongan yang selamat adalah ahlu sunnah wal jamaah. Sedangkan 72 dari 73 golongan dalam islam lainnya adalah sesat.

Hanya satu yang selamat.

Mungkin kamu pun jadi bertanya-tanya: "saya termasuk digolongan mana?"

"Bagaimana jika saya berada digolongan yang salah?"

"Lebih parahnya, bagaimana jika agama islam adalah agama yang salah?"

"Bagaimana jika kelak nanti saya mati, dan ketika saya dibangkitan islam bukanlah agama yang diterima oleh Tuhan?"

"atau mungkin jika saya mati, malah tidak terjadi apa-apa. Tidak ada lagi kehidupan."

"Apakah tuhan memang ada?"

Saya ingin percaya tuhan itu ada, tetapi setiap harinya saya membaca tulisan para ateis. Disatu sisi, mereka benar. Tidak ada ilmu sains yang bisa menunjukan keberadaan Tuhan. Begitupun sebaliknya, tidak ada ilmu sains yang menjelaskan ketidakberadaan tuhan. Tidak munafik juga, mungkin beberapa orang dilanda kebingungan tentang mana agama yang benar, ataupun mana golongan yang akan masuk surga.

Jujur saja, jika bertanya kepada manusia, mereka pasti akan berbangga dengan golongannya masing-masing. Saya yakin jika Tuhan tak akan menyesatkan hamba-Nya yang tak ingin tersesat. Suatu malam, saya menemukan kitab suci Alquran yang sudah berdebu di kamar. Saya ambil alquran tersebut. Sebelum membukanya, saya berharap dan berdoa; Tuhan, tolong, tolong beri jawaban, tolong tunjukan jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun