Mohon tunggu...
YANTO JP
YANTO JP Mohon Tunggu... -

internasional

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Puisi): Pria Perkasa

13 Desember 2011   03:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:24 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pagi datang mengawali hari

Mentari bersinar kemerahan penuh kehangatan

Tapi sebelum itu pria tua itu telah berdiri

Menatap bukit dimana mentari akan terbit

Pria tua itu kurus dan bungkuk

Tubuhnya mengisyaratkan dia tidak berdaya

Tapi coba kau tatap matanya

Mata yang penuh api semangat perjuangan

Perjuangan yang terasa mustahil di mata kita

Mutlak menggerakkan hati kita

Bahkan menyayat hati kita

Tapi itupun bila kau memang punya hati ?

Dia berjalan perlahan ke puncak bukit

Walau perlahan tapi penuh keyakinan, teman..

Menggenggam kuat senjata di pundaknya

Senjata untuk melawan kekejian kehidupan

Setelah sampai di punca bukit perjuangannya

Terlihat lahan yang luas dan basah

Tanah yang mengandung air pengharapan dan kehidupan

Tempat dia menggali dan menumbuhkan butir emas

Emas yang memberi dia sesuap nasi

Tapi memberi kita tenaga dan nafas kehidupan

Kehidupan yangsering membuat kita lupa

Lupa akan orang yang memperjuangkan hidup kita

Pria perkasa yang tidak butuh belas kasihmu

Tidak juga butuh omong kosongmu

Apalagi agar kau mencangkul untuknya

Pikirkanlah apa yang dia butuhkan, Teman....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun