Mohon tunggu...
Indrayanti Pangastuti
Indrayanti Pangastuti Mohon Tunggu... Lainnya - ASN

Pekerja keras, pekerja keuangan, pemerhati lingkungan, penyuka kopi, suka melukis , menulis dan jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Menitipkan Anak Pada Kakek Nenek, Syaratnya Cuma Satu: Kakek Nenek Harus Bahagia

18 Oktober 2023   14:58 Diperbarui: 18 Oktober 2023   20:56 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menitipkan anak pada Kakek Nenek menjadi suatu masalah  tersendiri bagi keluarga yang kedua orang tuanya bekerja.

Kehidupan rumah tangga tiap orang berbeda beda. Tergantung latar belakang budaya dan pola asuh serta ekonomi. Kehidupan rumah tangga tak lepas dari kebutuhan ekonomi, tidak jarang melahirkan tuntutan bekerja yang tidak lagi semata kepada kepala rumah tangga tetapi juga wanita sebagai ibu rumah tangga.

Kalau memperhatikan masalah titip-menitip ini, sebenarnya kembali pada kondisi masing-masing rumah tangga. Seperti yang kita ketahui bersama, salah satu poin positif menitipkan anak kepada Kakek Nenek adalah mereka orang yang bisa dipercaya.

Kita pahami dahulu pengertian titip menitip ini. Pengertian titip menitip  sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti "Titip" = kata verba yang berarti menaruh (barang dan sebagainya) supaya disimpan (dirawat, disampaikan kepada orang lain, dan sebagainya)

Tidak disebutkan masalah tempat. Jika seorang anak dititipkan Kakek Neneknya. Artinya anak tersebut dititipkan pada orang, bukan masalah tempat, misalnya rumah Kakek Nenek atau rumahnya sendiri.

Pengertian menitipkan ini menjadi penting, karena ada beberapa pengertian yang dipahami berbeda, seperti seorang warganet yang bernama Chacha berkomentar, " Aku tidak mau menitipkan anak anak ke Kakek Neneknya. Sesusah apapun aku mengurusnya. Sampai berdarah darah sekalipun, gak akan aku titipkan ke Kakek Neneknya. Kecuali kalau Kakek Neneknya yang menawarkan diri untuk menjaga anak anak di rumahku, saat aku harus kerja"

Kakek Nenek yang datang ke rumah, bukankah itu juga termasuk pengertian menitipkan? Walaupun tidak di rumah Kakek Nenek?

Adalagi pendapat seorang teman kantor saya, Diana , " Nanti, jika anakku sudah menikah, aku tidak terima titipan cucu di rumah"

Pengertian menitip anak menurut Icha dan Diana diartikan sebagai anak yang dititipkan di rumah Kakek Neneknya. Pengertian ini akan jadi berbeda jika sang Kakek Nenek yang datang ke rumahnya dan mengawasi cucu cucunya.

Padahal menitipkan sesuai KBBI diatas, seorang anak dititipkan pada orangnya bukan pada rumah Kakek Neneknya.

Pengertian menitipkan yang dipandang berbeda mengartikan hal yang berbeda, jadi walaupun seorang ibu tidak ingin menitipkan anak anak pada Kakek Neneknya, pendapat ini bisa berubah jika anak anak tetap di rumah tetapi Kakek Neneknya yang datang. Bukankah itu sama pengertiannya dengan menitipkan?

Seorang sepupu saya, mbak Nina bercerita " aku selalu menantikan cucuku Tita diantar kerumah kalau mamanya pergi kerja. Nanti sore papanya yang jemput lagi."

Nina dengan senang hati mengasuh cucunya, disamping dia hanya memiliki dua anak yang keduanya sudah menikah, Nina juga memiliki banyak waktu kosong.

Aku sendiri yang sangat suka anak kecil tentunya tidak akan keberatan jika dititipi cucu jika anakku sibuk dan harus pergi bekerja. Titip menitip ini tidak seharusnya menjadi kendala jika rumah kami saling berdekatan. Dan jika harus berjauhan, harusnya ada tempat tinggal yang layak.

Banyaknya anak yang dimiliki pasangan juga mempengaruhi keinginan seorang Kakek Nenek mengasuh cucu cucunya.

Seorang kawan saya, Bono, anaknya 5 orang, saat ini anak anaknya sudah dewasa. Paling kecil sudah di SMU. Yang paling besar dan yang nomor dua sudah menikah dan punya anak. Bono dan istrinya mengatakan ,"Tidak terima penitipan cucu dan tidak akan mau dititipi cucu, kecuali sekali kali saja saat terdesak "

Berbeda dengan Lisa, yang memiliki anak hanya 2 orang. Kedua anaknya sudah menikah. Lisa selalu merindukan cucu cucunya untuk menginap di rumahnya.

Jadi selain faktor faktor pribadi tiap orang yang tidak sama, banyaknya anak yang dimiliki juga mempengaruhi seorang Kakek Nenek berkenan atau tidak mengasuh cucu cucunya kelak. 

Kakek Nenek yang awalnya hanya memiliki tiga anak atau kurang akan lebih antusias mengurus cucu cucunya. Berbeda halnya dengan pasangan yang sudah memiliki anak yang banyak, misal lebih dari 4 orang, akan berpikir ulang jika harus dititipi cucu.

Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi pilihan menitipkan anak kepada Kakek Neneknya, antara lain:

1). Kondisi Kesehatan dan Kebahagiaan Kakek Nenek

Kondisi kesehatan sudah tidak seperti jaman muda dulu. Sebaiknya kesehatan dan kebahagiaan Kakek Nenek lebih diutamakan. Karena hanya Kakek dan Nenek yang sehat  dan bahagia saja yang mampu mengasuh cucunya.

 2). Jarak Rumah Tinggal

Bisa jadi jarak tempat tinggal menjadi kendala, di luar kota, berbeda provinsi bahkan negara. Seorang Kakek Nenek pastinya punya alasan apakah akan bersama sama dengan anaknya untuk mengasuh cucunya atau tidak.

3). Hubungan Baik Mertua Menantu

Ada pasangan yang hubungan dengan orang tua/mertuanya kurang baik. Orang tua yang bahagia pastinya juga mengutamakan  Kakek Neneknya bahagia. Hubungan baik akan terjalin dengan baik dari Kakek Nenek dan Orang tua yang bahagia.

4). Pola Asuh Orang Tua dan Kakek Nenek

Perbedaan pola asuh yang besar diantara Orang tua dan Kakek  Nenek sudah pasti akan menjadi masalah besar, terutama pada salah satu orang tua yang lebih dominan. Kakek Nenek yang memanjakan cucu cucunya tentu akan melanggar beberapa aturan yang sudah dibuat orang tuanya, dan ini perlu dikomunikasikan.

5). Kedekatan Emosional Antara Ibu dan Anak

Kedekatan emosi antara ibu dan anak harus diprioritaskan. Sebelum anak anak diasuh Kakek Nenek, pastikan hubungan yang baik antara anak dan orang tua nya. Pengabaian dan perasaan tidak dicintai akan jadi masalah jika kedekatan ini tidak terjalin.

Jadi, jika ditanyakan lagi tentang menitipkan anak ke Kakek Nenek, Aku sih Yes.. # tapi lihat kondisi dulu ya...

Menanggapi hal ini, dosen senior pendidikan anak di Western Sydney University, Dr Joanne Orlando mengatakan bahwa perubahan pola parenting saat ini nggak lepas dari semakin berkembangnya riset soal pengasuhan dan hubungan dalam keluarga.

Dengan era yang sudah berubah, mendidik anak tidak lagi semudah jaman Kakek Nenek mendidik anak anaknya. Perubahan jaman, teknologi dan pendidikan, tidak hanya orang tua yang harus belajar bagaimana mendidik anak anak tapi juga bagaimana menjadi orang tua dan Kakek Nenek tetap bahagia.

Karena orang tua dan kakek nenek yang bahagia yang mampu mendidik anak anaknya menjadi anak yang sesuai diinginkan, dibanggakan, sukses dan seimbang.

Jadi sebelum berpikir akan menitipkan atau tidak menitipkan anak anak pada Kakek Neneknya, berusahalah lebih dahulu membahagiakan diri sendiri sebagai orang tua sekaligus menjadi Kakek Nenek yang bahagia yang akan dititipi cucu cucunya nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun