Kejadian terbakarnya Bukit Teletubbies baru baru ini menghenyakkan kita. Di saat  dunia tengah meributkan kondisi  pemanasan global,  berita kebakaran bukit yang fenomenal ini tentunya mengejutkan. Pikiran positif tentang terbakarnya karena panasnya matahari ternyata dipatahkan dengan berita penyebab kebakaran karena flare dari sesi foto  prewedding.  Gubrak, rasanya.
Kurang panas apa dunia ini?Â
Foto prewedding mulai terkenal di era tahun 2000 an. Pada mulanya foto prewedding hanyalah foto sepasang laki-laki dan perempuan untuk dipajang dalam resepsi pernikahan. Dalam perkembangannya foto prewedding menjadi ajang dalam menampilkan identitas dari pasangan tersebut.
Konstruksi identitas pada foto prewedding menjadi fenomena bukan semata karena kepentingan pasangan tetapi juga pihak-pihak lain  seperti fotografer atau event organizer.
Perubahan signifikan ini dipicu oleh kemudahan dan ketersediaan akses terhadap internet. Teknologi media digital yang sebelumnya sulit diakses kini tersedia untuk banyak orang dan memungkinkan mereka untuk aktif berpartisipasi dalam kreasi konten, berbagi, dan berinteraksi hingga hal yang patut dijual di seluruh dunia.
Menurut laporan Smart Insights dari Inggris, pada awal 2022 ini 4,6 miliar orang di dunia menggunakan media sosial atau lebih dari separuh populasi dunia (58,4%) dan 424 juta dari angka tersebut adalah pengguna media sosial yang baru saja bergabung dalam 12 bulan terakhir. Rata-rata dari mereka menghabiskan waktu sekitar dua setengah jam setiap hari untuk mengkonsumsi media sosial.
Indonesia tercatat sebagai pengguna media sosial ke-4 terbesar setelah China, India dan Amerika pada tahun 2021. Lebih dari 193 juta warga Indonesia menggunakan berbagai platform media sosial untuk berkomunikasi, menurut data yang dikumpulkan oleh Statista, perusahaan Jerman yang bergerak dalam bidang statistik data konsumen dan pemasaran.
Netizen Indonesia merupakan pasar  paling empuk yang menjanjikan bagi  penggiat  bidang jasa maupun barang.Â
Termasuk dalam jasa bidang fotografi, dari foto bayi, foto wisuda, foto acara keluarga sampai dengan foto perkawinan. Â Maraknya foto jalan jalan dan foto prewedding, memudahkan buat konsumen yang ingin memiliki foto konten bak selebritis, tanpa perlu repot repot bawa kamera. Jadi konsumen lebih fokus di jalan jalannya, tinggal fotografer yang sibuk mengarahkan. Apalagi kalau fotografernya pengalaman, tinggal pasang gaya trus cekrek, sudah jadi foto yang layak tayang di media sosial. Enak kan.
Banyak penggemar fotografi yang berpikir bahwa menjadi fotografer profesional cukup dengan berlatih dan meningkatkan skill memotretnya saja. Ribuan jam mereka habiskan untuk mempelajari berbagai teknik dan trik yang diajarkan para fotografer senior. Kemudian mereka mencoba meniru dengan mempergunakan model dan mencoba gaya yang sama. Ditambah lagi dengan dihabiskannya ratusan jam lagi untuk belajar mengedit agar fotonya semakin memukau.