Mohon tunggu...
Indrayanti Pangastuti
Indrayanti Pangastuti Mohon Tunggu... Lainnya - ASN

Pekerja keras, pekerja keuangan, pemerhati lingkungan, penyuka kopi, suka melukis , menulis dan jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Nada Suara dan Dominasi Lawan Bicara, Menunjukkan Siapa Anda

12 September 2023   22:04 Diperbarui: 12 September 2023   22:08 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali orang yang bicara dengan suara tinggi  adalah pribadi yang tegas. Namun bisa juga sebaliknya, orang yang suka bicara tinggi adalah sosok yang ingin mendapat perhatian. Ia juga haus akan pujian dan dukungan dari orang sekitar. Hal itulah yang membuat dirinya sering berbicara dengan suara tinggi.

Orang yang memiliki latar belakang budaya tertentu  memiliki kebiasaan bersuara tinggi atau teriak tentunya menjadi pengecualian.

Orang yang sering bicara dengan suara keras   atau tinggi, biasanya adalah sosok yang ingin mendominasi atau memimpin. Ia ingin didengarkan saat mengeluarkan pendapat. Ia memang memiliki sifat pemimpin namun terkadang juga hanya bentuk dari rasa egoisnya.

Apabila faktor kepribadian berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan situasi dan berbicara dengan banyak orang, faktor lingkungan lebih banyak berhubungan dengan kondisi keluarga. Banyak yang bilang, kebiasaan berbicara seperti sedang berteriak itu adalah keturunan, namun Shah menyatakan bahwa ini lebih bersifat kultural atau lingkungan.

"Orang yang datang dari keluarga besar biasanya terbiasa berbicara tinggi agar dapat lebih didengar daripada yang lain. Sementara pada budaya tertentu, berbicara terlalu tinggi dapat dianggap tidak sopan, terutama untuk wanita," jelas Shah lagi.


Orang yang berbicara tinggi umumnya lebih dipengaruhi oleh lingkungan dan bukan genetik. Tapi biasanya jika ayah, saudara dalam keluarga atau lingkungannya berbicara tinggi, maka ia akan mengikuti hal itu. Faktor lingkungan bisa disebabkan karena lingkungan adat dan budaya. Budaya orang yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah tentunya berbeda dengan orang yang berasal dari Jawa Timur. Akan jauh lebih berbeda lagi dibandingkan dengan orang yang berasal dari Sumatera khususnya Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan.  Tentunya  sama halnya dengan orang yang berasal dari Sulawesi Selatan atau Maluku serta Papua.


Sementara faktor patologis berkaitan dengan perubahan pada volume suara seseorang, sejalan dengan adanya perubahan pada jaringan maupun getaran yang terjadi pada pita suara.

Sejalan dengan usia, jaringan pita suara mengalami perubahan. Orang yang perokok juga dapat mengalami perubahan pada pita suaranya. Dengan sendirinya, volume suara dapat terpengaruh.

Orang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah, meski ia adalah orang asik, biasanya akan menutupinya dengan suara yang tinggi dengan tujuan agar terlihat lebih superior atas lainnya.

Mereka dengan sifat seperti ini, biasanya bertendensi haus akan pujian atau komen positif dari orang lain di sekitarnya. Tanpa ini, mereka bisa saja merasa gelisah.

Kondisi ini, menurut J.S. von Dacre, penulis asal Inggris yang juga advokat, disebabkan oleh buruknya hubungan antara anak dan orang tua. Seperti kekurangan dukungan, kasih sayang atau perhatian di masa pertumbuhannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun