Suka duka Kereta  Pakuan menambah deretan kenangan tak terlupakan dalam memori saya. Kursi lipat untuk duduk di gerbong, pedagang asongan di kereta  ekonomi, berdesakan saat pergi dan pulang, mengejar kereta  istilah para pegawai kantor sebagai alasan harus pulang tenggo, maupun istilah roker buat pengguna kereta , dari kepanjangan rombongan kereta .
Pakuan Bogor menjadi bagian hari hari saya melaju Jakarta Bogor  dan sebaliknya, hanya dengan waktu 55 menit saja saya sudah tiba di kantor yang berlokasi di jalan Medan Merdeka. Jasa KAI membuat saya lolos dari potongan tukin karena datang terlambat. Juga membuat dompet saya aman sejahtera karena ongkos yang murah. Tarif Kereta  Pakuan waktu itu seharga 11 ribu rupiah sekali jalan dan masih menggunakan karcis kertas.
Saya mulai berpaling  dari  commuter  saat Pakuan Bogor beralih jadi  commuter line yang berhenti di setiap stasiun. Masalah waktu tidak lagi efisien buat emak emak seperti saya. Waktu 55 menit mulai molor jadi 1,5 jam, bahkan 2 jam. Karena commuter harus mengalah saat kereta  Jawa melintas. Commuter tidak lagi berhenti di stasiun Gambir, saya harus turun di stasiun sebelumnya.
Sistem KAI commuter yang baru  sebenarnya memudahkan dan lebih aman. Pembenahan manajemen ditambah perubahan sistem yang terintegrasi dalam perkeretaapian. Pemberlakuan satu tarif sangat membantu pengguna kereta ekonomi sebelumnya, karena kereta ekonomi dihapus. Sistem keamanan jadi lebih bagus. Tidak ada lagi pedagang asongan dalam stasiun dan gerbong kereta , membuat penumpang commuter line  lebih nyaman dan tenang. Petugas kereta  banyak yang berusia muda dan sigap. Pencopet mulai menghilang. Pintu masuk stasiun lebih ketat.
Pemberlakuan gerbong perempuan  saat di Kereta Pakuan bertambah menjadi 2 gerbong di  commuter line dengan cerita suka dukanya.  Dan yang membuat saya kagum, commuter line sangat tepat waktu, walaupun menjadi lebih lama dibandingkan Kereta  Pakuan yang akhirnya juga ditiadakan. Pembenahan stasiun menjadi lebih rapi karena penggunaan kartu KAI, yang kemudian beralih menjadi kartu emoney.
Kemajuan perkeretaapian sejauh ini sudah sangat menakjubkan buat saya, sebagai saksi sejarah perkembangannya, tentu tidak bisa serta merta membandingkan commuter line  di negeri sendiri dengan commuter  di luar negeri. Apalagi dengan Jepang dengan shinkansennya.
Perkembangan perkeretaapian yang begitu baik, tentunya tak mungkin berhenti dalam inovasi. Kebutuhan masyarakat akan transportasi umum yang cepat murah dan aman tentunya harus terus dipikirkan.
Kini teknologi KAI meluncurkan LRT, membuat saya begitu terharu. Pengalaman naik Kereta Api sejak kecil yang kemudian ditambah pengalaman naik commuter  di Singapura dan Jepang beberapa tahun lalu, membuat saya bangga. Akhirnya saya bisa merasakan commuter  cepat  di negeri sendiri.
Kemajuan dan perbaikan KAI kearah yang lebih baik tentunya sangat membanggakan dan sangat saya rasakan. Sebagai orang yang tidak pernah jauh dari perkeretaapian, saya mengikuti semua perubahan dan prosesnya. Transformasi KAI Â dulu, kini dan nanti. Â Menjadi lebih muda, lebih bagus dan lebih keren. Semoga KAI bisa menyediakan jadwal LRT lebih banyak dengan penambahan jadwal dan penambahan stasiun LRT, juga selalu tepat waktu.
Kapan kita punya KAI commuter cepat Jakarta Surabaya seperti shinkansen yang dapat ditempuh dalam dua jam?
Semoga secepatnya, seperti proses inovasi KAI yang selalu cepat dan terarah.