kusapa engkau, hai perempuan
hendak kemana lagi?
jalan itu buntu
pulanglah
laki-laki itu, yang
kau cintai setengah mati dengan ketidakwarasanmu,
sudah lebih dulu melarikan diri
dengan tulisan atas nama norma di punggungnya
dan kau mengumpat
menyuruhnya kembali hanya untuk kau tulisi pecundang pengkhianat di jidat
kupanggil engkau, hai perempuan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!