"Terima kasih, Mama, ade sayang mama. Da da mama," suaranya bergelombang turun naik mengiringi langkah kakinya yang kegirangan berlari ke luar rumah menemui Gibe dan Kety.
*** lima belas menit kemudian.
Tangis pelan terdengar, suara pintu belakang terbuka, tak ada permen tersisa di jari-jari kecilnya.
"Ma, Gibe musuh deng ade," katanya sambil menuju sepeda dan menaikinya dengan tangis yang perlahan mereda. Sekejap kemudian ia bersenandung lagu "Tayo," film animasi anak tentang bis kecil yang bisa berbicara layaknya manusia.
Ini bukan yang pertama kalinya, ia pulang dalam keadaan menangis karena dimusuhi kawan-kawannya. Dan bukan bawaan lahir Sarah menjadi seorang anak yang suka berbagi permennya, es krimnya, cokelatnya atau apa saja yang bisa dimakan begitu juga dengan mainannya. Sejak ia memiliki teman bermain, Gibe dan Ketty, yang sering datang ke rumah, Viona mulai mengajari Sarah untuk berbagi mainannya.
Sarah arah anak yang suka berbagi, apa saja yang ia punya hal pertama yang ia pikirkan adalah kawan-kawannya. Ketika di supermarket dan ditawarkan ice cream oleh mama, ia akan selalu meminta dua, satu untuknya dan satu untuk kakaknya. Hal baik yang sudah mulai tertanam adalah ia tak mementingkan diri sendiri, ia mengingat dan mengerti arti berbagi meskipun beberapa kali ia terlihat begitu posesif dengan mainannya saat teman-teman baru anak sahabat mamanya berkunjung.
Ia juga berwatak keras,cenderung harus selalu mengikuti kemauannya. Ia berharap bahwa dengan berbagi kawan-kawannya akan menuruti segala katanya. Tapi tidak seperti itu. Hal baik lainnya yang perlu ia pahami dari waktu ke waktu nantinya adalah, "saat kita memberikan pertolongan pada sesama atau berhubungan dengan orang lain tentu akan terasa lebih nyaman dan tanpa beban jika dilakukan dengan tulus -- sungguh-sungguh, tanpa mengharapkan imbalan. Ketidak tulusan hanya akan berdampak merasakan kekecewaan, kesedihan, atau perasaan negatif lainnya. Berbagilah karena kau ingin berbagi bukan dengan iming-iming bahwa seseorang harus menjadi dekat denganmu karena apa yang kau punya, Nak. Karena segala hal yang kau punya tak ada yang abadi, tapi kasih dalam hatimu bersifat abadi, milikilah itu. Semoga kau bisa selalu memiliki sahabat-sahabat yang menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara - saudara bagimu dalam kesukaran, dan berlaku sebaliknya."
Mama menyimpan semua pemikiran itu dalam hatinya, ia menuliskan dalam jurnalnya, berharap gadis kecilnya akan membacanya suatu hari nanti, dan mengerti dan bisa menjadi, "Seorang sahabat yang menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran bagi siapa saja."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H