Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kembali Gigit Jari

16 Juni 2023   01:31 Diperbarui: 16 Juni 2023   01:52 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seperti apa tumpukan uang 1,37 T?

Kalau disimpan di satu tempat mungkin butuh ruang yang sangat luas

Tapi ini untuk anak Indonesia

Wakil Rakyat di Jakarta sudah mengetuk palu

Dukung wajib belajar 13 tahun

Bergeser untuk PAUD dan PIP 

Disini 21.686 warga usia sekolah belum menerima bantuan apapun

Termasuk PIP

Katanya harus diajukan ke Sipinter 

Mereka disebut-sebut dari keluarga miskin ekstrem.

Tiga anak manusia tengah berjibaku

Kawal sepuluh satuan pendidikan tanpa pungutan jadi berijin

Mitra utama mereka masih saja menunda

Katanya tunggu ijin sampai ada

Segala daya dikerahkan

Kemudahan dari mitra lain tak cukup membuat bergeming

Tunggu pulang naik haji saja

Yang berhaji pun kirim pesan

Lari ke pimpinan 

Jawaban tiba jelang tengah malam

Segera temui staf, katanya

Pesan tadi dikirim saat kami menghadapnya,  Pak

Di berbagai pelosok sana

Dua ribu anak dari dua puluh satu ribu lebih

Kembali gigit jari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun