Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tetap Tenang Menyikapi Orang yang Kurang Ajar

4 Oktober 2022   08:14 Diperbarui: 4 Oktober 2022   08:28 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menatap Gugus Pulau Kecil bak Raja Ampat dari Puncak Kompe/Dok Pribadi

Menjadi tua itu adalah niscaya, namun menjadi dewasa adalah pilihan. Kalimat ini langsung terlintas di benak kita saat menerima perlakuan yang kurang ajar dari orang dewasa. 

Tumbuh kembang kita sebagai manusia mengalami fase-fase yang tak terelakkan. Selalu ada yang berubah dalam perjalanan hidup. Kadangkala kita harus menghadapi perkataan dan kelakuan yang kurang ajar.

Peristiwa kemarin di kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Dumai dan percakapan di grup whatsapp Fasilitator Nasional Satuan Pendidikan Ramah Anak (Fasnas SRA)  membuat saya terhenyak. 

Apa yang telah saya lakukan hingga mendapat perlakuan dan perkataan  yang tidak pantas? Telepon dari kandidat profesor pendidikan karakter menyadarkan saya bahwa tidak semua orang senang bersilaturahmi dengan cara saya.

Berkali-kali saya baca kembali percakapan semalam dan kronologis peristiwa siang hari kemarin. Saya sudah berusaha menghadapi dengan tenang dan melakukan percakapan dengan penuh martabat. Kalimat ini cukup menenangkan hati apalagi dialihkan jadi mengingat keindahan alam Kampar dari dokumentasi yang dikirim Kadisparbud. 

Belajar dari peristiwa tersebut saya mengajak Anda untuk menarik nafas sedalam-dalamnya ketika mendapat perlakuan kurang ajar dari rekan sejawat. 

Jika orang tersebut bersikap kurang ajar, sampaikan keluhan Anda secara lugas. Jika dipandang perlu tanyakan alasan di balik perilaku kurang ajarnya. Saya mencoba melakukan hal ini:

  • Pakai topi orang tersebut dalam arti memahami cara pandangnya. "Menurut saya, Anda sudah sangat kurang ajar pergi begitu saja setelah pamit untuk sholat zhuhur dan membiarkan kami.menunggu tanpa kabar padahal sebelumnya sudah ok.. Apa yang membuat Anda melakukannya?" Apapun tanggapan orang tersebut, pastikan Anda tenang dan situasi tetap terkendali.
  • Jika percakapan berubah menjadi perdebatan dan kalimat yang digunakan orang tersebut tetap kurang ajat, tinggalkan saja. Cobalah untuk memahami bahwa Anda sudah berusaha menjelaskan dengan baik dan tinggalkan percakapan yang tidak bermartabat.
  • Tetap ingat bahwa tidak mudah bagi orang yang keras kepala untuk menerima pendapat Anda bahkan kebanyakan orang enggan mengubah opininya.
  • Anda mungkin perlu mengingatkan diri sendiri bahwa terkadang tidak mungkin untuk meyakinkan orang lain apalagi membuatnya selalu sepakat dengan Anda. Meskipun Anda sudab berusaha menunjukkan bukti-bukti pendukung, tidak banyak yang dapat Anda lakukan untuk mengubah pola pikirnya  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun