"Peningkatan anak putus sekolah selama pandemi perlu segera menjadi perhatian khusus. Desa kreatif  yang akan diresmikan hari ini seyogyanya menjadi Desa Pendidikan, desa tanpa anak tidak sekolah (ATS). Kepala Desa saya minta segera mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang menyediakan pendidikan alternatif bagi ATS/ABTS. Pustaka Desa juga perlu diaktifkan untuk menggiatkan literasi di desa, "ujar PJ Bupati Kampar, Dr. H. Kamsol, M.M.
Wajib Belajar 12 Tahun dan Rumah Kerlip Beriman merupakan Quick Wins PJ Bupati Kampar. Tim Sigap Kerlip bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kampar, Forum Anak Kampar (Fakar), Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan, dan Gerakan Indonesia Pintar mendukung quick wins tersebut dengan melakukan pemetaan ATS/ABTS.Â
Tim Sigap Kerlip Kampar menemukan 2 dari 21 ATS yang dilaporkan oleh Sekretaris Desa Lipat Kain, pengelola radio Rama FM di Bangkinang, dan Fasilitator Fakar di kecamatan Tambang merupakan anak penyandang disabilitas. Kedua anak tersebut dipertemukan oleh Hot Martua, Koordinator Tim Sigap Kerlip Kampar dengan  Pj Bupati Kampar di gedung olah raga Lipat Kain.Â
"Saya menyampaikan himbauan kepada kepala desa yang aktif menggunakan whatsapp untuk mengirimkan data teepilah ATS/ABTS. Rumah Kerlip Beriman disiapkan menjadi PKBM di pustaka-pustaka desa untuk mendidik ATS yang tidak mau kembali ke sekolah/madrasah. Penuh harap pemetaan ATS/BTS oleh Tim Sigap Kerlip Kampar menjaring 1000 ATS. Mereka akan menjadi calon peserta didik kesetaraan di Rumah Kerlip Beriman terdekat, "ujar Yanti, pembina Sigap Kerlip Indonesia.Â
Koordinator Tim Sigap Kerlip Kampar, Hot Martua bergegas mengumpulkan relawan mahasiswa yang bergabung menjadi Tim Sigap Kerlip Indonesia. Surat permohonan resmi kepada seluruh kepala desa pun sudah siap disampaikan. "Saya akan segera menghubungi staf khusus Gubernur Riau terkait aplikasi Si Pantas yang digunakan Satgas Penanganan ATS, "ujat Hot Martua.Â
Riau menduduki peringkat ketiga terbanyak ATS di Indonesia pasca pandemi Covid19.  Gubernur Riau membemtuk Satuan Tugas Penanganan Anak Tidak Sekolah atau Satgaa Pantas untuk mengatasi hal ini.  Aplikasi berbasis android Si Pantas pun diluncurkan guna memudahkan masyarakat melaporkan ATS.  ATS terbanyak  di Riau ada di Kabupaten Rokan Hilir. Berdasarkan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk usia 16-18 tahun, jumlah ATS Rohil sebanyak 20,437 orang. Menyusul Indragiri Hilir sebanyak 19,868 orang dan Kabupaten Kampar pada urutan ketiga 17,944 orang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H