Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mendulang Asa di DAS Subayang

14 Agustus 2022   06:54 Diperbarui: 14 Agustus 2022   23:17 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mobil double gardan yang dikendarai Bang Zulher melaju saat fajar menyingsing membawa rombongan dari Balai ke dermaga Gema. Tokoh inspiratif yang pernah menduduki jabatan Kepala Bappeda Kampar 5 tahun lalu Sekretaris Daerah Kampar 9 tahun ini terlihat tangkas menghindari lonjakan akibat jalan berlubang. 

Masjid jami di pertigaan menjadi saksi perjalanan Bang Zulher, konsultan media dan publikasi dari Tangerang Selatan, Andi Cahyadi, pembina Rumah Kerlip Yanti, Kepala bidang perlindungan anak Satiti, dan ketua tim penyusun proposal hutan sosial, Muizin memastikan Quick Wins PJ Bupati Kampar terlaksana. 

"Wah, ini bisa menarik minat wisatawan asing, Bu!" Seru Andi sambil membidikkan kamera HP nya ke tugu Equator yang terletak di seberang kantin Khatulistiwa tempat rombongan sarapan. Satiti menata dan memotret Yanti yang berpose memeluk bola dunia dunia di atas tugu.

Bang Zulher mengemudikan mobilnya dengan lincah. "Kita bekerja ikhlas saja, Bu. Insya Allah selalu kuat melaksanakan tugas, "ujarnya di balik kemudi. Tak urung terdengar istighfarnya saat mobil melonjak di atas jalan yang rusak. "Mobil Titi bisa hancur nih, Bang. Perlu kendaraan seperti ini untuk membawa anak-anak Fakar menikmati Gemilang ke seluruh pelosok Kampar "ujar Satiti. 

Tetesan Inspirasi

Antusiasme Andi mendokumentasikan pemandangan indah di dermaga Gema membuat Yanti bergegas meminta Camat Kampar Kiri Hulu, Firdaus menyediakan sampan. 

Jam baru menunjuk ke angka 7 ketika rombongan bersama Firdaus mengarungi sungai Subayang. Pertemuan dengan 24 kepala desa, sekretaris Desa, BPD  dan LAM akan dilaksanakan pada pukul 8.30 di aula kecamatan. Cukup waktu untuk mengajak Andi ke Muara Sidur, lubuk larangan seputar lahan milik Firdaus.

Camat Kampar Kiri Hulu menunjukkan rumah gadang milik WWF sambil mengayuh biduk membantu juru mudi sampan. Andi dan Satiti bergantian memotret keindahan alam di kawasan Suaka Margasatwa Rimba Baling. Sampan berhenti sejenak di atas lubuk larangan. Beragam gagasan pun muncul dalam obrolan singkat Bang Zulher dan rombongan.

"Ayo kita kembali sekarang! Pak Kadis Pariwisata dan Bu Kadis Perpustakaan sudah menunggu di kecamatan, "ujar Yanti sambil menyibak air di samping sampan. Juru mudi memutar sampan membawa rombongan melihat tanaman Pencong yang menghasilkan minyak pengganti sawit sebelum kembali ke dermaga Gema.

Firdaus mengangguk-anggukkan kepala menyetujui ide Bang Zulher dan Yanti mengajak pemilik lahan kritis mau mereboisasi lahannya dengan tanaman yang didaulat asli Subayang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun