Mobil double gardan yang dikendarai Bang Zulher melaju saat fajar menyingsing membawa rombongan dari Balai ke dermaga Gema. Tokoh inspiratif yang pernah menduduki jabatan Kepala Bappeda Kampar 5 tahun lalu Sekretaris Daerah Kampar 9 tahun ini terlihat tangkas menghindari lonjakan akibat jalan berlubang.Â
Masjid jami di pertigaan menjadi saksi perjalanan Bang Zulher, konsultan media dan publikasi dari Tangerang Selatan, Andi Cahyadi, pembina Rumah Kerlip Yanti, Kepala bidang perlindungan anak Satiti, dan ketua tim penyusun proposal hutan sosial, Muizin memastikan Quick Wins PJ Bupati Kampar terlaksana.Â
"Wah, ini bisa menarik minat wisatawan asing, Bu!" Seru Andi sambil membidikkan kamera HP nya ke tugu Equator yang terletak di seberang kantin Khatulistiwa tempat rombongan sarapan. Satiti menata dan memotret Yanti yang berpose memeluk bola dunia dunia di atas tugu.
Bang Zulher mengemudikan mobilnya dengan lincah. "Kita bekerja ikhlas saja, Bu. Insya Allah selalu kuat melaksanakan tugas, "ujarnya di balik kemudi. Tak urung terdengar istighfarnya saat mobil melonjak di atas jalan yang rusak. "Mobil Titi bisa hancur nih, Bang. Perlu kendaraan seperti ini untuk membawa anak-anak Fakar menikmati Gemilang ke seluruh pelosok Kampar "ujar Satiti.Â
Tetesan Inspirasi
Antusiasme Andi mendokumentasikan pemandangan indah di dermaga Gema membuat Yanti bergegas meminta Camat Kampar Kiri Hulu, Firdaus menyediakan sampan.Â
Jam baru menunjuk ke angka 7 ketika rombongan bersama Firdaus mengarungi sungai Subayang. Pertemuan dengan 24 kepala desa, sekretaris Desa, BPD Â dan LAM akan dilaksanakan pada pukul 8.30 di aula kecamatan. Cukup waktu untuk mengajak Andi ke Muara Sidur, lubuk larangan seputar lahan milik Firdaus.
Camat Kampar Kiri Hulu menunjukkan rumah gadang milik WWF sambil mengayuh biduk membantu juru mudi sampan. Andi dan Satiti bergantian memotret keindahan alam di kawasan Suaka Margasatwa Rimba Baling. Sampan berhenti sejenak di atas lubuk larangan. Beragam gagasan pun muncul dalam obrolan singkat Bang Zulher dan rombongan.
"Ayo kita kembali sekarang! Pak Kadis Pariwisata dan Bu Kadis Perpustakaan sudah menunggu di kecamatan, "ujar Yanti sambil menyibak air di samping sampan. Juru mudi memutar sampan membawa rombongan melihat tanaman Pencong yang menghasilkan minyak pengganti sawit sebelum kembali ke dermaga Gema.
Firdaus mengangguk-anggukkan kepala menyetujui ide Bang Zulher dan Yanti mengajak pemilik lahan kritis mau mereboisasi lahannya dengan tanaman yang didaulat asli Subayang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H