Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kelas Menengah di Negeri Kita Dilarang Kuliah

4 Agustus 2022   09:54 Diperbarui: 4 Agustus 2022   10:14 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biaya menyekolahkan anak di Perguruan Tinggi Negeri bagi kelas menengah makin terasa mencekik. Apalagi PTN yang menerima anak kita berada di luar kota. 

Allisa, putri bungsu kami terlihat sangat bahagia diterima di Universitas Indonesia. Pilihannya masuk ke sekolah gizi menghapus impian masa kecil Allisa menjadi dokter anak. Pada saat bersamaan bapaknya anak-anak terkena stroke infark. Seluruh tabungan kami terkuras habis. 

Kebijakan belajar dari rumah selama masa pandemi sangat membantu meringankan beban kami.  Meskipun sahabat dan saudara kami tak henti membantu mengulurkan tangan, tak urung hati saya kebat-kebit menghitung biaya kuliah si bungsu. 

Allisa mulai mencari tempat kos yang aman sebulan setelah Bapaknya wafat. Biaya kos yang aman dan makannya  di Depok ternyata sekitar Rp4.000.000 per bulan. Sementara itu biaya kuliahnya di sekolah gizi UI sebesar Rp6.000.000 per semester.  Perlu 50 juta per tahun untuk menyekolahkan anak. 

Alhamdulillah, kakaknya, Zakky, menerima kenaikan gaji dan berkomitmen penuh untuk membiayai adik semata wayang.

Keputusan yang sangat besar mengingat putra kedua saya baru saja pindah kerja dan mempersunting kekasihnya di awal bulan Maret. Berbagai upaya saya lakukan bersama Fitry, kakak sulung Allisa. Saat itu enam kamar kos yang baru kami tata di lantai dua belum terisi juga. 

Tabungan Pendidikan

Pemenuhan hak anak untuk melanjutkan pendidikan dengan kualitas yang terjamin membutuhkan biaya yang tinggi.  Orang tua perlu membuat perencanaan keuangan yang inklusif dan  tangguh agar anak-anak dapat menikmati layanan pendidikan yang bermutu tinggi. Beberapa kali saya membeli asuransi pendidikan dan kesehatan. Namun tak sampai tuntas.

Program tabungan berasuransi dalam jangka waktu tertentu dari Panin Life terpaksa saya cairkan saat jatuh tempo untuk menutupi biaya pengobatan Bapaknya anak-anak. Asuransi-asuransi lainnya terpaksa dihentikan.

Dana pendidikan menghadirkan perlindungan finansial bagi keberlangsungan pendidikan buah hati kita. Semakin lama biaya kuliah semakin tinggi.  Hal ini akan membuat kelas menengah terpaksa menghentikan niat putra-putri tercinta melanjutkan ke PTN yang bermutu. 

Mempersiapkan dana pendidikan untuk buah hati kita perlu direncanakan dan dilakukan sejak anak masih usia dini. Mulai dengan mencari  tahu satuan pendidikan ramah anak yang bermutu di sekitar kita. Informasi yang lengkap dengan biaya yang harus kita sediakan sampai anak lulus akan sangat membantu kita untuk memperkirakan jenis dan biaya pendidikan si buah hati. 

Tabungan dengan proteksi khusus mungkin bisa  dipertimbangkan untuk mengantisipasi kebutuhan mendesak. Pertimbangkan pula kenaikan inflasi sekitar 15% setiap tahun mengingat biaya pendidikan kita terus meningkat. Keluarga yang tinggal di kota atau kabupaten yang belum memiliki PTN yang bermutu tinggi, perlu mencari tahu biaya hidup di kota besar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun