Menjelang magrib ada dua anak laki-laki yang asyik mengobrol di bale baca di teras rumah. Â Sejak lama Fitry ingin menyediakan air minum isi ulang di teras depan rumah. Saya baru bisa mengalihkan sebagian carport jadi bale baca lengkap dengan sarana cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, lemari buku, meja, serta bantal besar dan kecil.Â
Tidak hanya anak yang asyik bermain dan bercengkerama. Ibu-ibu tua muda mengasuh dan menyuapi balita masing-masing di sana. Suara bahkan teriakan anak-anak tetangga belakang rumah yang bermain berkejaran tak jarang memekakkan telinga. Â Beberapa minggu ini mulai berkurang karena anak-anak asyik bergantian naik sepeda peninggalan Bapaknya anak-anak.Â
Anak-anak dan saya sepakat untuk menerbitkan akta hibah manfaat tempat tinggal kami satu-satunya ke Yayasan Sigap Kerlip Indonesia. Yayasan yang saya dirikan untuk mengelola hibah tanah di beberapa daerah bencana di Indonesia Timur ini sudah berganti kepengurusan.Â
Reinkarnasi Rumah KerLiP
Kebaikan hati yang kami terima dari sahabat-sahabat KerLiP, membantu pelunasan rumah tersebut 3 tahun lebih cepat. Fitry dan kedua adiknya, Zakky dan Allisa akhirnya menerima amanah sebagai pengurus Sigap Kerlip Indonesia. Ketiganya sepakat menyerahkan kepemilikan rumah kepada Allisa dan menyerahkan manfaat rumah ke Yayasan yang mereka kelola.Â
Sungguh nikmat apalagi yang saya dustakan menyaksikan komitmen anak-anak untuk membuka Rumah Kerlip Bestari. Â Saya memberanikan diri merajut mimpi memperluas dampaknya ke desa tertinggal dan sangat tertinggal. Â
Rumah Kerlip Beriman pun lahir sebagai salah satu quick win PJ Bupati Kampar, Dr. H. Kamsol, M.M. Percepatan pembangunan 23 desa sangat tertinggal dan 12 desa tertinggal bersama 207 desa lainnya ini disiapkan dalam konteks SDG's menuju Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak. Bahkan BSDA Riau pun sudah menandatangani MoU untuk meningkatkan kesejahteraan warga 9 desa sangat tertinggal di kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimba Bukit Baling dengan menjadikannya Desa Ekowisata. Desa Ekowisata Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DERPPA) segera bermunculan di Kabupaten Kampar.
Komunitas Rumah KerLiP awalnya adalah komunitas sekolah rumah bagi anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus. Pada 2007, keluarga-keluarga peduli pendidikan mengembangkan pendidikan pertanian berkelanjutan di Rumah KerLiP Pacitan dan Ponorogo. Sementara itu, Rumah KerLiP Kampung Jawa di Pasar Minggu Jakarta Selatan dan Jakarta Barat mengembangkan pendidikan life skill bagi anak-anak putus sekolah. Rumah KerLiP Bandung menangani anak-anak ex Genk Motor di daerah Dago dan Cirapuhan.
Keleluasaan yang diberikan PJ Bupati Kampar membuat saya makin berani bermimpi menjangkau lebih banyak lagi anak di daerah tertinggal untuk gembira menjadi keluarga peduli pendidikan. Besar harapan saya, akan tumbuh 100 keluarga peduli pendidikan yang mau membuka ruang publik ramah anak di rumah masing-masing.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H