Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Leaders are Readers

25 Mei 2022   06:11 Diperbarui: 25 Mei 2022   07:24 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Buku apa yang sedang Anda baca pagi ini?

Setiap manusia adalah pemimpin, setidaknya bagi dirinya sendiri. Mengapa demikian? Allah swt telah mengilhami 2 jalan dalam setiap jiwa manusia kecenderungan pada kenistaan dan ketakwaan.

Dalam bukunya yang berjudul Berpikir dan Berjiwa Besar, David J. Schwartz menyebutkan tentang Tuan Kekalahan dan Tuan Kemenangan. Keduanya sangat patuh kepada Anda. Hanya perlu kesiapan mental sedikit saja untuk memberi isyarat yang tepat agar Anda dapat memimpin diri Anda cenderung pada ketakwaan. 

Leaders are readers adalah kutipan dari pernyataan Harry Truman, salah satu pemimpin besar dunia yang inspiratif. Tingkat pendidikan yang rendah tidak menyurutkan langkah Truman untuk menghasilkan karya-karya besar. Sebagaimana halnya Truman, setiap pemimpin dalam sejarah peradaban manusia adalah seorang pembaca yang luar biasa.  

Dwi tunggal proklamator kita, Soekarno-Hatta melahirkan pemikiran-pemikiran brillian dengan kebiasaannya membaca. Bung Hatta bahkan menjadikan buku karyanya sendiri sebagai mas kawin saat mempersunting ibu Rachmi. Lebih dari 8000 buku yang Bung Hatta bawa saat kembali ke tanah air dari Belanda saking cintanya terhadap buku.

Mengapa para pemimpin menunjukkan kecintaan yang luar biasa terhadap buku?

Menjadi pemimpin berarti menempatkan diri di garis depan pemikiran banyak orang. Membaca buku mengilhami gagasan-gagasan baru ketika Anda berdialog dengan ide atau pemikiran yang tersurat di dalamnya. Tak mengherankan jika kesadaran kritis seorang pemimpin terus terasah dan melahirkan pemikiran yang melampaui zamannya dengan menjadi pembaca.  Pembaca yang efektif memiliki beragam alternatif saat  harus memutuskan sesuatu. Inilah salah satu alasan mengapa para pemimpin adalah pembaca.

Penting bagi kita untuk  membaca buku-buku di luar norma yang menyatu dengan identitas jati diri kita. Membaca buku-buku pengembangan diri misalnya, membantu banyak orang untuk menumpuk kebiasaan yang lebih baik. Alih-alih menasihati anak kita untuk berubah menjadi lebih bertakwa, akan lebih menggerakkan jika Anda mengajak anak-anak ke perpustakaan dan menuntun mereka membaca biografi para pemimpin dunia.

Siapa yang tak kenal Warren Buffet. Pemilik waralaba yang sangat besar ini menghabiskan 80% waktu sadarnya untuk membaca. Bagaimana dengan Anda? 

Saya bersyukur berada dalam komunitas pembaca buku yang luar biasa. Mentor-mentor saya di komunitas N21 menuntun saya menumpuk kebiasaan sebagai pembaca cukup dengan mengalokasikan waktu 15 menit setiap pagi. Kebiasaan saya membuka buku saat mencari rujukan pun berubah. Sudah 2 bulan ini saya menikmati buku-buku people skill yang direkomendasikan para mentor saya sebelum mandi pagi. 

Berikut ini beberapa tips praktis untuk menjadi pembaca yang efektif, bukan sekadar gemar membaca:

1. Temu kenali kebiasaan efektif yang.Anda lakukan tanpa berpikir lagi setiap pagi.

2. Sediakan waktu 15 menit sebelum melakukan kebiasaan tersebut untuk membaca. Jika perlu gunakan alarm di gawai Anda

3.  Tempatkan meja dan kursi di sudut kamar faborit Anda. Saya meletakkannya di samping jendela kecil kamar agar bisa menikmati udara segar sambil membaca.

4. Tentukan prioritas Anda dalam 12 bulan ke depan atau 5-10 tahun ke depan. Pilih buku-buku ringan terkait pengembangan diri yang mendukung Anda untuk membangun kebiasaan berbasis identitas.

5. Membaca sinopsis dan testimoni di halaman belakang dan kata pengantar ternyata membantu Anda untuk tetap antusias membaca buku. 

6. Buat catatan kecil di halaman favorit Anda. Mulai dengan membuat pertanyaan 5W 1H yang menggelitik pikiran Anda 

7. Melekatkan pengetahuan baru dari buku yang Anda baca dengan keseharian Anda terutama aksi-aksi perubahan yang Anda rancang untuk membangun identitas baru akan membuat Anda makin keranjingan belajar sepanjang hayat

Tak ada yang lebih baik dalam kehidupan kita selain bergegas melakukan sesuatu yang kita yakini dapat membantu mengembangkan diri sepanjang hayat. Ayo jadi pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun