Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyambut Pagi dengan Ceria

2 September 2020   07:52 Diperbarui: 2 September 2020   07:48 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu sangat berharga harus selalu diisi

Belajar sungguh-sungguh belajar tugas kita

Penggalan lagu kanak-kanak ini mengingatkanku akan pepatah waktu adalah uang. Aktivasi Bintang Kecil pada sabtu lalu menumbuhkan pengalaman belajar yang sangat berharga. 

Tak terasa sudah 3 jam berlalu sejak mengirimkan subuh call ke grup Rapekan Pandeglang dan menyapa 60 remaja pelopor kebaikan (Rapekan) satu per satu dengan voice notes. Respon cepat dari anak-anak menambah kebahagiaanku pagi ini. Benar dugaanku, anak-anak lebih senang menjawab sapaan dengan suara.

Menemukenali pola komunikasi dan interaksi dengan remaja sangat menantang. Apalagi sasaran program KerLiP dengan LBB Baznas ini keluarga mustahik. Perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membawa berkah tersendiri. Anak-anak mulai terbiasa dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Alhamdulillah meski tidak semuanya, anak-anak rapekan memanfaatkan whatsapp sebagai media bimbingan menjadi pelopor kebaikan.

Berbagai cara kami coba untuk meningkatkan interaksi menuju pembelajaran anak merdeka, bermutu, tanpakekerasan (Panutan)  yang efektif bagi remaja putri dari keluarga mustahik di Pandeglang. Pada dasarnya hanya perlu menyediakan hati yang lapang dan berusaha memanfaatkan fasilitas yang tersedia dengan bijaksana. 

Panutan dari Rumah 

Peningkatan literasi dan karakter dengan panutan dari rumah bagi rapekan memerlukan strategi intervensi yang tepat. Para mentor perlu menurunkan target untuk membiasakan anak-anak rapekan  Cara Asyik Cari Tahu (CACT) untuk pembelajar sejati. Setelah berhasil mengajak anak-anak merumuskan gagasan tentang Keluarga Ramah Anak mulai dengan Aku Tahu. Ternyata kami masih kesulitan mendorong anak-anak membuat 5W 1H. Akhirnya kami ajak anak-anak menyusun lembar inspirasi beragam anak (Libra) dari kegiatan sehari-hari di rumah. 

Ragam cerita harian (ceria) yang dikirimkan anak-anak rapekan pada bulan pertama terdiri dari komik, poster, dan tulisan tentang kebaikan. Semula kami berharap dapat mengajak anak-anak Rapekan mencatat kebaikan setiap hari. Namun niat tersebut terkendala karena keterbatasan pulsa dan kuota internet. Akhirnya kami modifikasi dengan meminta anak-anak menulis ceria dengan satu paragraf per hari.  Ternyata tidak banyak anak rapekan yang mengirimkan ceria.  Kami pun mencoba model-model panutan dari rumah. 

Aneka bincang petang (bintang) di akhir pekan kami gelar untuk mendorong partisipasi anak di wag rapekan. Ternyata hanya 1-2 anak rapekan yang merespon. Kami coba perkuat dengan mengirim pesan satu per satu. Alhamdulillah respon anak-anak menggembirakan. Meskipun belum bisa menumbuhkan kebiasaan menulis cerita harian, kami merasa sudah mulai memdapatkan kepercayaan anak-anak rapekan. 

Kemudian kami mencoba lagi dengan memberikan contoh ceria dan menyerukan agar anak-anak menulis aksi baik menjadi pelopor kebaikan menuju Keluarga Cinta Lingkungan (Kecil) satu per satu. Alhamdulillah lebih dari 80% anak rapekan mengirimkan cerianya. Isi ceria mereka masih tentang kebaikan membantu orangtua di rumah. 

Inisiatif menyapa dengan voice notes muncul berdasarkan asumsi sapaan suara langsung lebih menggugah. Ajakan untuk menulis pun disederhanakan. Tema tulisan lebih spesifik, yakni hemat energi di rumah. Contoh ceria dikirimkan ke grup rapekan setelah subuh call. Alhamdulillah hasilnya lebih menggembirakan.

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun