Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

WFH Ditemani Kutus-kutus, Tungku Keramik, dan Tempat Gula

30 Juni 2020   05:36 Diperbarui: 30 Juni 2020   05:49 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku langsung meminta anak-anak menghangatkan minyak kutus-kutus dan menaburkan serbuknya setelah hangat sesuai tips dari Nyayu. Putri sulungku mengeluarkan beberapa tetes minyak ajaib itu ke dalam pisin dan memanaskannya di atas lilin aromatik.

Ia dan adiknya bergantian mengurut lutut ibunya dengan minyak hangat terutama pada malam hari. Setiap pagi Teh Elis mengurut lututku sebelum membantu pekerjaan rumah kami. Aku meneruskan Work From Home (WFH) di ruang keluarga kami sambil meluruskan kaki ke atas meja sampai serbuk kutus-kutus terlihat mengering.

dok. pribadi
dok. pribadi
"Teh Elis emut keramik hejo tempat Bapak membakar minyak aromatik?" Aku bertanya dalam bahasa Sunda kepada asisten rumah tangga kami ini saat melihat bagian bawah pisin menghitam.

"Oh, muhun, Bu! Tipayun dilebetkeun kana kardus di handap, " jawab teh Elis tangkas. Ia langsung bergegas menuruni anak tangga. Tak lama kemudian ia membawa  tungku kecil berwarna hijau yang terbuat dari keramik. Selain untuk memanaskan minyak, tungku tersebut ternyata sangat pas menjadi tempat bersandar  saat temu daring menggunakan gawai andalanku di atas wadah gula.

Alhamduillah aku bisa duduk di antara dua sujud lagi. Lututku sudah tak bengkak lagi. Namun demikian aku tetap meneruskan mengurut lututku dengan minyak dan serbuk kutus-kutus sesuai saran Nyayu.  Dan aku pun makin nyaman WFH ditemani kutus-kutus, tungku keramik, dan tempat gula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun