Hari Selasa tanggal 14 ini jadi hari pertama aku untuk kickstart program ISTANA: Dasawisma Tangguh Bencana. Nama ini dipilih oleh aku dan ibu untuk merangkap sebagai doa: bahwa gerakan baik yang dimulai hari ini, semoga akan menjadi sebuah rumah di surga nanti. Karena rumahku, istanaku. Ya kan? :)
Pukul 7 pagi, Teh Imas sudah hadir di rumah kami di Kanayakan. Bagi yang belum mengikuti narasi sebelumnya, Teh Imas ini adalah relawan KerLiP yang ikut membantu membagikan SEBBAKO (Sebelas Bahan Pokok) untuk keluarga yang janda, lansia, atau pekerja serabutan, khusus di wilayah Dago Giri.
Masakan Teh Imas memang enak, jadi begitu terpikir untuk membagikan nasi bungkus pada tetangga, kami langsung mengajak beliau untuk ikut dalam program ISTANA ini.
Istilah ISTANA juga terinspirasi oleh Lumbung Pangan dan praktik baik lumbung beras di Santolo Garut Selatan. Kami mengajak setiap rumah yang menerima bantuan untuk menyisihkan satu sendok beras setiap menanak nasi untuk ditabung, dikumpulkan setiap 10-15 rumah dan diserahkan bagi keluarga yang membutuhkan.Â
Selain itu, para relawan juga diminta untuk terus melakukan 10 Aksi Berjarak, Bersama Jaga Keluarga Kita (program Kemenpppa).dan mengajak keluarga yang menerima.bantuam untuk ikut mempraktikkannya, terutama mengenai penggunaan masker dan cuci tangan palao sabun dan air mengalir sebelum makan.
Nah, setelah briefing di awal pagi dengan Teh Imas, Teh Elis--relawan KerLiP yang juga merupakan asisten rumay tangga kami--sudah sampai dan membawa keperluan bahan makanan untuk nasi bungkus yang akan kami bagikan.
Keseluruhan nasi bungkus selesai disiapkan sebelum jam makan siang. Kami memberikannya untuk lansia dan keluarga yang membutuhkan di tiga titik: Dago Giri oleh Teh Imas, Dago Pojok oleh Teh Elis, dan Kanayakan ini oleh Teh Iyang.
Nama-nama yang kami minta untuk direspon oleh Teh Imas dan Teh Elis adalah penerima bantuan SEBBAKO sebelumnya. Namun, untuk Teh Iyang, sedikit berbeda. Nama penerima Sebbako sebelumnya di Kanayakan diajukan oleh Pak RT, sedangkan orang yang hari ini mendapat nasi bungkus diajukan oleh Teh Iyang atas dasar persetujuan pak RW beberapa waktu yang lalu.
Ah iya, senang juga mendengar bahwa tetangga di sekitar rumah kami sudah mendapat bantuan masker dari polman dan lembaga lainnya, namun masih banyak yang belum rutin mengenakan. Ibu dengan gagah (hehe) mengingatkan tetangga yang kami lihat saat jalan pagi mengelilingi taman depan rumah. Tapi itupun masih kurang.Semoga program ISTANA ini bisa berjalan dengan efektif, terutama di lingkungan wilayah sendiri ya, aamiin..
Narasi Nurul Fitry Azizah ini menunjukkan proses bantuan donasi yang dilaksanakan Rumah KerLiP Bandung.
Upaya #SalingJaga ini terus diperluas Keluarga Peduli Pendidikan bersama Sigap Kerlip Indonesia, Skala, KAPT, KPN, Forum Kabuoaten Sehat Kabupaten Takalar, dan Fasnas SRA yang menggiatkan Berjarak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H