Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Dari Rumah

12 April 2020   04:12 Diperbarui: 13 April 2020   07:32 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan kata dari menyiratkan ada yang dituju dalam proses pembelajaran di masa darurat COVID19. Rumah menjadi tempat anak-anak belajar dalam balutan kasih sayang orangtua/wali. Kondisi darurat menuntut perubahan paradigma pendidikan termasuk ketiga pilar Sekolah Ramah Anak (SRA), yakni guru di satuan pendidikan, orangtua/wali, dan masyarakat. Menjawab keluhan masyarakat tentang keterbatasan kuota dan smartphone, Mas Menteri Nadiem Makarim dan jajarannya memanfaatkan TVRI untuk menyajikan sumber belajar dari rumah. Kesempatan emas bagi orangtua/wali untuk memulai proses pembelajaran yang bermutu dan terjangkau.

Elvi Hendrani, Asdep Pemenuhan Hak Anak Atas Pendidikan Kemenpppa menyampaikan bahwa minimal ada 10 hal positif yang bisa dipetik t(api bukan buah katanya), yaitu:
1. Anak dan orang tua belajar empati.
2. Belajar memanfaatkan teknologi secara bijak
3. Membangun kolaborasi tiga pilar SRA
4. Membuat 3 pilar kreatif dan inovatif untuk membuat proses pembelajaran yang menyenangkan
5. Peluang besar untuk amal jariah
6. Menguatkan jejaring (terjadi pada waktu Puspaga membantu memintarkan orang tua tentang pengasuhan)
7. Mendekatkan ikatan antar orang tua dan anak
8. Menambah ilmu bagi orang tua tentang pelajaran anaknya dan bagi anak tentang pekerjaan di rumah
9. Lebih menghargai alam
10. Terbiasa berperilaku sehat

Kesempatan bagi ayah bunda untuk merebut kembali hak prerogratif menjadi pendidik pertama dan utama dengan beragam sumber belajar di sekeliling anak. Bagaimana caranya? Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu menjadi perhatian orangtua/wali

1. Anak bukan orang dewasa berukuran kecil.

2. Ayah, Bunda bukan guru profesional dan tidak dituntut untuk menguasai materi akademik sesuai dengan jenjang pendidikan anak. 

3. Rumah bukan sekolah dalam arti satuan pendidikan formal dan merdeka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sesuai minat anak

4. Kegembiraan melahirkan kejeniusan. Pastikan anak-anak Gembira bermain dan belajar bersama ayah bunda di rumah dan rasakan kegembiraan menyaksikan tumbuh kembangnya.

5. Hubungan kasih sayang orangtua dan anak adalah modal utama yang menentukan keberhasilan Belajar dari Rumah

6. Saatnya menerapkan penegakan disiplin tanpa kekerasan dan tanpa merendahkan martabat anak di rumah.

7. Anak adalah peniru ulung

8. Mendengarkan dan menanggapi suara anak dengan sungguh-sungguh perlu latihan. Biasakan sekurang-kurangnya 20 menit setiap pagi mendengarkan celoteh dam curhat anak kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun