"Anak-anakku sayang, ibu sebenarnya berat hati meninggalkan kalian lebih dari seminggu, "ujarku lirih..Â
Ah. Ibu kalian memang cengeng ya. Hatiku mulai tercekat. Segera kuatur nafas untuk meredakan kesedihanlu.
"Ibu pergi lama kemarin karena merasa mendapatkan adik yang begitu baik. Ibu merasa perlu all out untuk memastikan kita bisa tumbuh bersama dengan adik baru dan keluarganya yang begitu  baik menghormati "tamu matuh" ini. Sebenarnya tak jarang ibu sulit memejamkan mata, melewati malam.di depan laptop mengusir rindu menguatkan hati., "imbuhku pilu.
Azamta fatawakkal alallah.
Alhamdulillah tadi pagi aku mendapatkan penegasan dari "adik baru" di sana bahwa ia benar-benar bertekad untuk tumbuh bersama demi kepentingan terbaik anak. Kami sepakat untuk menjangkau lebih banyak anak bangsa penerima manfaat dari Sima yang mulai terpancar di timur Indonesia.Â
Catatan perjalanan menembus macetnya kota Bandung ini sudah kubagikan di facebook.Â
Mobil melaju perlahan masuk ke jalan kanayakan lalu berbelok ke kiri menyusuri jalan yang baru dihotmix. Aku masih bercerita saat pintu mobil terbuka. Adikku, putra dan istrinya langsung pamit pulang. Kami sepakat untuk saling menguatkan, memberi teladan yang baik saat berkomunikasi di wag keluarga besar abah Ahmad Muhammad almarhum.Â
Bismillah tawakkaltu alallah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H