Guru adalah ujung tombak peningkatan kualitas pendidikan kita. Hampir semua anak Indonesia menghabiskan waktunya di bangku sekolah. Tidak mengherankan jika Mas Menteri  (MM) kita berkali-kali menyanjung guru. Bahkan secara gamblang mengeluarkan kebijakan pendidikan merdeka belajar dan guru penggerak. Meskipun belakangan MM menyatakan kesulitan melakukan perubahan yang lebih baik di pendidikan, bahkan hanya menyebut kisaran 10-20% saja.
Saya tetap berharap perubahan kecil tersebut benar-benar mendasar. Perubahan regulasi sebenarnya sangat terbuka dengan masuknya revisi UU Sisdiknas ke dalam prioritas prolegnas tahun ini. Â Namun terasa nyaris tak terdengar. Dan ini mengkhawatirkan saya.
Ayo Mas Menteri perkuat kerja barengan dengan seluruh guru, pendidik, tenaga kependidikan, anak, orangtua/wali, dan masyarakat luas untuk menyediakan regulasi yang mendukung merdeka belajar dan guru penggerak yang sudah dibewarakan. Mumpung harapan masih tersisa.Â
Saya yakin teknologi akan sangat membantu upaya penjaringan gagasan dan praktik-praktik baik untuk memperkuat kerjabarengan oleh MM.Â
Saya sengaja menggunakan istilah kerjabarengan yang disuarakan SMSG karena mengetahui bahwa orang-orang terdekat MM sekarang adalah para pegiat di PSKP dan beberapa KOP di lingkaran Najeela Shihab. Ada banyak anak muda yang visioner di sana, namun selentingan saya menangkap keresahan beberapa orang di Kemendikbud. Banyak kawan saya  yang menyatakan wait and see meski mengaku resah. Kita tunggu poses rekrutmen pejabat eselon 1 di kemendikbud, kata salah seorang di antara mereka.Â
Setahu saya PLT tidak memiliki wewenang untuk mengeluatkan keputusan apapun. Mereka pekerja lillahi taala, mengisi kekosongan sementara waktu.
Hal yang berbeda tentunya terjadi di ruang-ruang kelas. Guru dan para pendidik tidak bisa menunggu. Mereka harus memberikan pelayanan terbaik tanpa jeda untuk memastikan anak-anak kita tumbuh kembang mandiri.
Bisa dibayangkan kegelisahan guru dan pendidik kita menerjemahkan kebijakan merdeka belajar dan guru penggerak dalam keseharian. Namun demikian, kita masing bisa berharap kepada para guru penggerak yang sudah gemar merdeka belajar sejak lama.
Bu Nia Kurniati, guru SMPN 11 Bandung adalah guru andalan kami yang menyambut antusias kebijakan tersebut. Percakapan di WA ini menunjukkan komitmennya untuk bergerak, bekerja, dan bermakna, tumbuh bersama demi kepentingan terbaik anak-anak didiknya.
Bu Nia: "Laporan penelitian KI.4, KD.4.9...keren ya bu. Ini tugas untuk 2 minggu ternyata 4 hari sudah selesai dalam bentuk laporan.."Â
Saya: Â Wow..anak2 ngga sabar tuntaskan tugas Bu" .