Mengajak remaja  giatkan literasi perlu pendekatan tersendiri. Beragam inovasi Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan bersama Ditjen Paudikmas seperti Galura di huntara kota Palu bersama Sigap Kerlip Indonesia dan Sandi Kerlip Institute, From Zero to Hero di Jabar dan Sulsel, ternyata terdapat kesamaan yang menarik. Ketiganya menggunakan musikalisasi puisi untuk mendorong remaja binaan masing-masing berpartisipasi aktif. Mengapa demikian?
Beberapa ahli psikologi menyatakan bahwa musik berpengaruh terhadap perkembangan remaja, antara lain:
- Mengendalikan Intensitas Emosi
Sudah disebutkan diatas bahwa setiap remaja memilki selera musik masing-masing yang mereka sukai. Kebanyakan dari mereka memilih jenis musik yang sesuai dengan kehidupan mereka. Hal ini dikarenakan emosi mereka masih tidak stabil. Jika mereka sedang senang, mereka akan lebih memilih untuk mendengarkan musik dengan tempo yang cepat dan penuh hentakan. Sebaliknya, apabila mereka sedang sedih, mereka akan memilih musik yang bertempo pelan.Â
- Tempat Berekspresi
Kemampuan pengendalian emosi yang dihadirkan oleh musik, membuat remaja kita mampu mengungkapkan ekspresi diri  Remaja mudah mengekspresikan perasaan mereka melalui musik. Musik memilki dampak positif dan dampak negatif bagi pengendalian emosi masa remaja.Â
Pengaruh musik terhadap perkembangan jiwa  manusia  menjadi bahan penelitian yang menarik. Dr. Ali Zadeh adalah salah satu psikolog ahli yang mempraktikkan terapi musik hampir 20 tahun lamanya. Menurutnya ada 10 pengaruh musik terhadap jiwa manusia, yakni rasa percaya diri, ketenangan hati, konsentrasi, bekerja pada sel saraf, menyembuhkan stres, berhubungan dengan semangat, kesehatan fisik, meningkatkan gerak badan, meningkatkan daya kerja, dan relaksasi.
Tidak mengherankan jika anak dan remaja di huntara kota Palu mengikuti Galura dengan semangat. Pentas Kreasi Seni Galura yang mereka impikan dalam Vision Board menjadi wahana yang menarik dalam rangkaian program dukungan psikososial yang dilaksanakan Rumah Kerlip di huntara Gawalise, Asam, dan Petobo. Remaja penggerak Galura di huntara kota Palu menyajikan pertunjukan seni musik, tari, dan literasi budaya lainnya. Mereka tetap gembira meskipun banyak tamu undangan yang tidak hadir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H