Akmal sudah siap membawa kami ke Posko BPBD Mamasa. Rasa penat setelah menempuh perjalanan 14 jam dari Palu ke Mamasa tak menghalangi kami untuk bergegas.Â
"Rere buka opencam ya. Amati langkah-langkah dukungan psikososial yang ibu praktikkan. Tiru dan Modifikasi dengan praktik-praktik baik Rere di Padogimo, "ujarku sambil membawa kit gembira dan makanan kecil untuk anak-anak menuju tenda sekolah darurat yang dipenuhi anak-anak sekolah. Sementara itu, Ugi bergegas menghampiri petugas BPBD di Posko dengan  membawa lembar kaji cepat.
"Bu, kami diterima oleh Pak Bupati dengan baik. Sebaiknya ibu kesini juga, "pesan dari Kak Linda masuk.Â
Rere dan aku bergantian mengajak anak-anak gembira aktifkan kelas sementara ramah anak. Rere pembelajar cepat. Tekadnya untuk menjadi anggota Satuan Tugas Istimewa Siaga Pendidikan atau Sigap KerLiP patut diacungi jempol. Berhari-hari sebelum pergi ke Mamasa, ia mengolah hasil deteksi warna "Gembirakah Aku Hari Ini?" dari relawan lokal yang pergi mendampingi 450 penyintas anak di 45 kelas sementara. Ia mengajak Iqbal dan Fitria untuk memasukkan data tersebut ke salam format yang sudah kusiapkan.Â
Rere juga menemaniku mendampingi orangtua/wali di MTsN 3 Palu untuk membentuk Potluck-Paguyuban Orangtua Untuk Anak Lebih Cerdas Berkarakter. Tak mengherankan jika aku tidak bergeming, ketika Koordinator Tim Sigap Palu menyampaikan kekecewaannya tentang ulah Rere, Dahlan, dan relawan dari Sulawesi Selatan. "Saya hanya mau bekerja dengan teman-teman  yang mengalami suka duka dengan saya, Bu, "kata Koordinator Tim saat kami bicara dari hati ke hati bersama Nurlinda di salah satu kamar ber-AC di asrama haji.
Rere, Dahlan, ustadz Taufiq, dan Anca adalah 4 relawan yang mendaftar pada open recrutmen Tim Sigap Palu. Rere dan Dahlan bertahan sampai Pos Kemenag KerLiP ditutup. Taufiq dan Anca sudah kembali dengan Hercules terakhir yang mengangkut relawan. Aku tetap bersikukuh untuk tidak memberhentikan relawan kecuali ia menyatakan keluar dengan sukarela. Apalagi dalam perjalanannya kemudian mereka selalu semangat mendampingi para penyintas anak.Â
"Ibu saya rencana ke Palu besok pagi dari Makasar pukul 6.. tapi gak ngasi tahu Koordinator Tim biar jadi surprise, "kata Kak Linda pada 14 November 2018. Kemudian ia menanyakan alamat Pos Kemenag KerLiP.Â
"Hari ini Tim Sigap Palu ke Wani mencari sumber bambu siap pakai. Ayo kalau Kak Linda mau langsung ke MTsN 3. Rere dan saya  akan memulai 10 langkah menyiapkan kelas sementara ramah anak, "Aku menjawab pesan Kak Linda tanpa ragu. "Kak Linda, mentor saya yang luar biasa, Bu. Beliau tim sukses  Bupati Takalar terpilih. Insya Allah KerLiP Takalar akan segera diresmikan, "ujar Koordinator Tim saat kami bertemu sekilas dalam pelatihan fasilitator SRA di Bekasi. Saat itu aku bergegas kembali ke Jakarta setelah menyampaikan materi yang diminta bu Elvi. Bupati Halmahera Barat bersama Kepala Bappeda dan Kepala Dinas Pendidikannya sudah menungguku di ruang tamu Dirjen Dikdasmen Kemendikbud.Â
Allah menyatukan hati hamba-Nya. Pertemuan berikutnya dengan Kak Linda pada pelatihan Konvensi Hak Anak bagi fasilitator nasional SRA. Kali ini aku mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan. Kak Linda hadir bersama Kak Intan. Kami pun mulai lekat ditemani barongko, makanan khas Makasar yang legit manis. Keduanya memutuskan ke Palu setiba di Makassar. Ternyata kami bertiga tiba Palu pada saat bersamaan.
Inilah 10 langkah persiapan Gembira Aktifkan Kelas Sementara Ramah Anak
1. Verifikasi ruang kelas rusak bersama kanwil kemenag dan pupr