Saya sendiri tak kuasa menahan haru
bangga dg KerLiP.Maros
Rere Sigap: :))
Bagus KerLiP: Ini (klo tdk salah ingat) relawan pertama yg datang utk mendaftarkan diri utk ke palu. Krn wkt itu posko blm siap, terpaksa tidur dl di rumah saya.
Ekasari: Kalau niat dan tujuan kita sama pada akhirnya akan ketemu
Ibu Dr. Sowiyah Unila: Topik seru nih.... ingin rasanya mengungkap bahagia hati  ini  menyimak diskusi maros.
Zamzam Muzaki SM: Kerliper semua dari berbagai latar belakang, berbagai karakter, dengan segala lika-liku perjuangannya, dengan permasalahan dan tantangan yg dihadapi, dinamika dalam berorganisasi, hubungan antar personal, dan cara2 penyelesaian masalah, solusi jalan yg ditempuh, keren semua, pasti ada inspirasi, ada pembwlajaran, ada konsep baru, ada manfaat, ada hasil yg diperoleh.... semangat semua, merdekaÂ
Obrolan di atas menunjukkan dinamika Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan selama hampir 20 tahun, tempat saya tumbuh bersama melatih diri jadi lebih resilient dan apresiatif. Bagus adalah guru terbaik saya dalam mengedepankan kebersahajaan, keteguhan, kesetiaan,  serta kemampuannya memobilisasi sumber daya termasuk berjejaring.  Dan inilah yang membuat saya mempercayakan KerLiP di Indonesia wilayah Timur dan Tengah kepada Bagus setelah mengukuhkan Tim Sigap Palu menjadi Yayasan Sigap Kerlip Indonesia.
Selengkapnya tentang apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana Bagus menggerakkan dan mengelola sumber daya yang kami kumpulkan sebesar  Rp 3.401.500.000 (Tiga Milyar Empat Ratus Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) dari solidaritas ITB88, anggota komisi X DPR, fasilitator nasional SRA, KAPT, ASN Kemenag RI melalui Satgas PB Kemenag, Asrama Haji, Paguyuban MeSRA Bertuah Deli Serdang, Sekolah Panutan Riau,  EHEF New Zealand, Binar Pustaka, dan para donatur lainnya serta kisah Bagus bersama 125 relawan Sulsel, 450 penyintas anak dan remaja pelopor kebaikan, dan puluhan penyintas guru agama san madrasah sejak 28 September 2018 saya ceritakan di link  ini