Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menggalang Ikrar 10.000 Pelajar Anti Kekerasan dan Cinta Tanah Air

26 Agustus 2019   23:30 Diperbarui: 27 Agustus 2019   09:41 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sembilan tahun yang lalu, persisnya  20 Mei 2010, Bilqis bersama aktivis Forum Anak Daetah Jawa Barat dan Kota Bandung mendeklarasikan Bandung SPeAKnACT "Saya Pelajar Anti Kekerasan dan Cinta Teman dan Tanah Air" di Dago Car Free Day.  Anak-anak juara ini didampingi keluarga peduli pendidikan menghidupkan Cafe Ilmu Gembira di depan SMANSA setiap event CFD. Maraknya kekerasan terutama bullying di sekolah mendorong mereka untuk menggiatkan SPeAKnACT.

"Ayo, Teh! Kita hidupkan kembali untuk memastikan lahirnya 200 ecosocpreneur muda pada 2021, "ujar saya kepada Fitry, Direktur Sandi Kerlip.  Fitry berhasil membuat Https://sandikerlip.com 3 bulan yang lalu. Plaform Pendidikan Anak Merdeka yang dosajikannya mendapat pujian dari berbagai pihak. 

Fitry hanya memerlukan waktu 30 menit untuk membuat infografis di atas. Kami berencana menyajikannya di hadapan murid-murid Pak Iwan, guru kritis di SMAN 9 Bandung sore hari ini.

Saya: "Pak Iwan tiasa ngantos dugi ka tabuh sabaraha?"
Pak Iwan: "tadina bade  uih , atanapi pendak dimana ?"
Saya; "Wios dijadwal ulang we"
Pak Iwan: "siap"
Saya: "Rencanana kaping 8 September ngawitan di dago CFD"

"Punten nya"
Pak Iwan: "teu sawios wios masih aya waktos"

Fitry yang sudah hampir siap pergi akhirnya mengikuti ajakan saya untuk menyusun kesepakatan baru, tumbuh bersama demi kepentingan terbaik anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun