Mohon tunggu...
Fatmah Afrianty Gobel
Fatmah Afrianty Gobel Mohon Tunggu... profesional -

Seorang pendidik, peneliti, pengajar dan sekaligus ibu dari tiga anak. Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi S3 Ilmu Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Staf Pengajar FKM Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar. Diluar kampus, tercatat sebagai Pengurus Nahdatul Ulama, Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Sul-Sel dan pendiri Center for Policy Analysis (CEPSIS) Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Epidemi HIV/AIDS di Sulawesi Selatan

5 Desember 2011   12:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:48 2568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kebijakan penanggulangan penyakit menular seksual termasuk HIV AIDS melalui penyuluhan langsung kepada kelompok sasaran dengan sero survei terhadap kelompok resiko tinggi dan rendah. Hingga Desember 2003, kegiatan Sero Survei menghasilkan pemeriksaan sampel ditemukan STS positif sebanyak 51 sampel dan HIV positif 18 sampel sehingga jumlah kasus HIV positif. Sementara hingga Desember 2004, ditemukan positif HIV sebanyak 84 sampel dari hasil pemeriksaan sampel sero survey di seluruh kab./kota se Sulawesi Selatan.

Kemudian hingga Desember 2005, jumlah kumulatif pengidap HIV dan penderita AIDS sebanyak 398 kasus HIV+ dan 148 kasus AIDS. Sementara hingga bulan Desember 2006 tercatat 279 penderita AIDS dan 915 pengidap HIV. Berdasarkan hasil sero survei ditemukan pengidap HIV 151 orang (7,57%) dan Sifilis 85 orang (4,26%) dari total sampel (1.995 orang) yang terdiri dari ABK, Napi, PSK, Pramupijat, Pramuria, Sopir dan pengunjung. Jumlah terbanyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki dengan kelompok umur 20-29 tahun dan 30-39 tahun. Jumlah penderita HIV meningkat sebanyak 1.065, sementara penderita AIDS menurun menjadi 68 orang pada tahun 2007.

Dinas kesehatan provinsi Sulsel menyebutkan data penderita HIV/AIDS per Agustus 2006 di Sulawesi Selatan telah mencapai 997 kasus. Selama tahun 2005-2006, tujuh ibu hamil di Makasar, Sulawesi Selatan, terinfeksi HIV/AIDS. Pada tahun sebelumnya (2005) jumlah penderita 392 orang yakni 147 AIDS dan 245 HIV. Total pengidap sudah termasuk kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga, ibu hamil, dan anak-anak. Jumlah penderita berdasarkan golongan usia yakni kurang 1 tahun sebanyak 1 orang, 1-4 tahun sebanyak 2 orang, 5-13 tahun sebanyak 3 orang, 14-19 tahun sebanyak 61 orang, 20-29 tahun sejumlah 503 orang, 30-39 orang sejumlah 173 orang, 40-49 tahun sejumlah 37 orang, 50-59 tahun sejumlah 7 orang, dan sisanya 210 orang usianya tidak diketahui. Jika digolongkan berdasarkan faktor resiko yakni homo/biseksual 65 orang, heteroseksual 190 orang, IDU's 521 orang, transmisi perinatal 7 orang, darah donor terinfeksi 210 orang,dan satu orang tidak diketahui.

Pada tahun 2009, terjadi perbedaan data terlapor antara data Bidang P2PL Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan dengan data profil kesehatan kabupaten/kota. Dalam laporan tahunan Bidang P2PL Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2009 tercatat kasus HIV (410 kasus) dan AIDS (118 kasus), sementara data profil kesehatan kabupaten/kota tahun 2009 tertulis penderita HIV/AIDS sebanyak 554 kasus. Antara tahun 2006-2009, menunjukkan grafik naik turun pada kasus HIV/AIDS.

Data tahun 2010, terjadi peningkatan kasus HIV/AIDS menjadi 3.918 penderita di Sulawesi Selatan. Dari 3.684 kasus yang muncul di daerah Sulsel selama 2010, 2.762 penderita di antaranya dinyatakan positif HIV dan 922 lainnya menderita AIDS. Penyebab utama tingginya kasus HIV/AIDS adalah perilaku seks bebas. Data Biro Napza dan HIV/AIDS Sulsel, hubungan seksual dengan persentase mencapai 60 persen lebih. Sementara data tahun 2009, penyebaran HIV/AIDS disebabkan oleh jarum suntik dan narkorba sebesar 58,6 persen dengan 2.400 penderitas. Ada kemungkinan pada tahun 2009 banyak pengguna narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya) yang mengikuti rehabilitasi sehingga mereka wajib menjalani tes HIV, sedangkan tahun 2010 kemungkinan pengguna narkoba tidak banyak yang masuk ke rehabilitasi. Sebaliknya, pada tahun 2010 penduduk yang tertular melalui hubungan seksual mulai mendatangi puskesmas, rumah sakit atau klinik VCT dengan berbagai alasan, termasuk karena sakit dan hasil dari kegiatan penyuluhan dan penjangkauan. Antara tahun 2009 hingga September 2010 terjadi peningkatan sebesar 39,21 persen dari 3.105 orang menjadi 3.684.

Jumlah kumulatif dari tahun 2004 hingga 2010 sebanyak 3.781 kasus. Dari segi jenis kelamin, jumlah tersebut terdeteksi pada laki-laki sebesar 65,82 persen dan 34,18 persen pada perempuan. Data tersebut menunjukkan mata rantai penyebaran HIVdi Sulsel sangat potensial penyebarannya karena banyak laki-laki yang mengidap HIV. Laki-laki berpotensi menularkan HIV kepada istri, pasangan seks lain, atau pekerja seks komersial (PSK) langsung dan PSK tidak langsung.

Peningkatan angka dan kasus HIV/AIDS di Sulsel karena kebijakan publik berupa perda-perda AIDS di Sulsel tidak menawarkan cara-cara konkret untuk menanggulangi HIV/AIDS. Setidaknya ada dua kabupaten telah memiliki perda AIDS yakni Kab Bulukumba dan Kab Luwu Timur, selain Perda AIDS Provinsi Sulsel. Padahal motif pembuatan Perda AIDS sebagai payung hukum dalam penanggulangan penyakit HIV/AIDS di daerah. Karena ketiadaan cara-cara yang konkret pemkab/pemkot dan pemprov Sulsel, maka penyebaran HIV akan terus terjadi. Tidak tertutup kemungkinan, akan terjadi "Ledakan Kasus AIDS" di Sulsel pada masa datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun