Mohon tunggu...
Fatmah Afrianty Gobel
Fatmah Afrianty Gobel Mohon Tunggu... profesional -

Seorang pendidik, peneliti, pengajar dan sekaligus ibu dari tiga anak. Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi S3 Ilmu Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Staf Pengajar FKM Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar. Diluar kampus, tercatat sebagai Pengurus Nahdatul Ulama, Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Sul-Sel dan pendiri Center for Policy Analysis (CEPSIS) Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Banyak Olahraga, Tetap Kena Serangan Jantung

12 Februari 2011   13:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:40 2488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1297548279893846487

[caption id="attachment_88923" align="alignleft" width="500" caption="Illustrasi"][/caption]

Meninggalnya artis sekaligus politisi muda Partai Demokrat Adjie Massaid (43 tahun) Sabtu pekan lalu (05/01/11) akibat serangan jantung setelah bermain futsal sangat mengejutkan karena olahraga adalah salah satu cara menjaga kesehatan, bukannya membuat orang untuk jatuh sakit hingga meninggal dunia. Secara teoritis, olahraga merupakan salah satu cara untuk mencegah serangan jantung namun Adjie Massaid justru terkena serangan jantung setelah berolahraga.

Dengan adanya kasus Adjie Massaid yang masih berusia muda menandakan bahwa serangan jantung menyerang segala usia baik usia muda maupun usia tua. Serangan jantung (myocardial infarction, acute myocardial infarction)terjadi akibat tersumbatnya aliran darah ke jantung. Dalam keadaan normal, setiap menit jantung manusia memompa darah ke seluruh tubuh secara konstansekitar 4-5 liter. Bila terjadi penyumbatan yang menyebabkan aliran darah tidak lancar maka otot jantung mengalami kerusakan yang menyebabkan gangguan pompa jantung. Gangguan pompa jantung atau biasa disebut gagal jantung inilah yang menyebabkan terjadinya kematian.

Serangan jantung adalah suatu kondisi ketika kerusakan dialami oleh bagian otot jantung (myocardium) akibat mendadak sangat berkurangnya pasokan darah ke bagian otot jantung. Berkurangnya pasokan darah ke jantung secara tiba-tiba dapat terjadi ketika salah satu nadi koroner ter blokade selama beberapa saat, entah akibat spasme - mengencangnya nadi koroner - atau akibar pergumpalan darah - thrombus. Bagian otot jantung yang biasanya di pasok oleh nadi yang terblokade berhenti berfungsi dengan baik segera setelah spasme reda dengan sendirinya, gejala-gejala hilang secara menyeluruh dan otot jantung berfungsi secara normal lagi. Ini sering disebut crescendo angina atau coronary insufficiency. Sebaliknya, apabila pasokan darah ke jantung terhenti sama sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan yang permanen hanya dalam beberapa jam saja dan bagian otot jantung termaksud mengalami penurunan mutu atau rusak secara permanen. Ototyang mati ini disebut infark (Wikipedia).

Di negara-negara maju, serangan jantung merupakan penyebab utama terjadinya kasus kematian. Misalnya di Amerika Serikat, diperkirakan dalam setiap 37 detik satu orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler, salah satu adalahserangan jantung. Trend yang sama mulai terjadi di Indonesia akibat perubahan gaya hidup menyebabkan banyak orang yang terkena stress disamping pola makan yang mengarah pada makanan cepat saji.

Bila tidak mengenal tanda-tanda akan datangnya serangan jantung, ada baiknya segera mengetahuinya. Banyak orang sering mengabaikan tanda-tanda tersebut seperti keluhan nyeri dada (silent ischemia). Menurut Dr M. Taufik Arifin Pohan, SpJP, setidaknya ada lima tanda serangan jantung yang harus diwaspadai: rasa tertekan (serasa ditimpa beban, sakit, terjepit dan terbakar) yang menyebabkan sesak napas dan tercekik di leher; rasa sakit ini bisa menjalar ke lengan kiri, leher dan punggung; rasa sakitnya bisa berlangsung sekitar 15-20 menit dan terjadi secara terus menerus; timbul keringat dingin, tubuh lemah, jantung berdebar dan bahkan hingga pingsan; rasa sakit ini bisa berkurang saat sedang istirahat, tapi akan bertambah berat jika sedang beraktivitas (detik.com).

Pencegahan Penyakit Jantung

Faktor risiko utama terjadinya serangan jantung adalah kolesterol tinggi, hipertensi, dan merokok. Faktor risiko lainnya adalah penyakit diabetes, berat badan, gaya hidup, stress, dan tipe kepribadian yang cepat emosi. Menurut Joseph B.P & Barry A.F, dalam bukunya “Prevent, Halt and Reverse Heart Disease”, bila Anda hanya seorang perokok, atau hanya mempunyai kolesterol yang tinggi, atau hanya tekanan darah Anda yang tinggi, Anda mempunyai risiko untuk mengalami serangan jantung 2 kali lebih besar dari populasi yang normal. Dengan kata lain, bila Anda merokok, Anda mempunyai risiko  mengalami serangan jantung 2 kali lebih besar dari yang tidak merokok. Bila Anda mempunyai 2 faktor risiko tersebut di atas, risiko Anda meningkat 4 kali, dan bila Anda mempunyai 3 faktor risiko (merokok,hipertensi,kolesterol tinggi), maka risiko Anda untuk mengalami serangan jantung juga meningkat 8 kali.

Faktor risiko lainnya menyangkut usia dan riwayat penyakit dalam keluarga. Bagi pria, apabila sudah memasuki usia 45 tahun sangat penting untuk melakukan tindakan positif pencegahan penyakit jantung karena memasuki usia kerentanan terhadap serangan jantung. Demikian pula pada wanita, usia diatas 50 tahun pada masa-masa menopause rentan terhadap serangan jantung.

Bila disederhanakan, faktor risiko penyakit jantung terbagi atas dua yakni faktor risiko yang bisa dikendalikan dan faktor risiko yang tidak bisa diubah. Faktor risiko pertama adalah pola makan, kebiasaan olahraga, kegemukan, kadar lemak darah, serta kebiasaan merokok. Sedangkan faktor risiko kedua seperti jenis kelamin, usia, dan riwayat penyakit dalam keluarga. Jika ada salah satu didalam anggota keluarga kita orang yang terkena serangan jantung, maka risiko kita juga semakin tinggi. Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang, makin cepat penebalan dinding pembuluh darah.

Banyak pakar kesehatan menganjurkan aktif berolahraga sebagai salah satu cara menghindari serangan jantung dengan alasan dengan berolahraga dapat membuang kelebihan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh, menghancurkan kandungan lemak dan memperbaiki metabolisme. Lemak yang menumpuk, dan kelebihan kalori yang tidak terbuang dapat menyumbat aliran darah, pembakaran kalori tidak cukup hanya dengan aktivitas kerja tapi harus ditambah dengan berolahraga seperti jogging, berenang, bersepeda. Namun olahraga yang berlebihan dapat pula menyebabkan sakit hingga serangan jantung. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa mereka yang bisa membuang lebih dari 2000 kalori perminggu punya harapan hidup lebih panjang dibanding yang tidak.

Selain berolahraga, untuk menghindari serangan jantung dengan menjaga pola makan. Makanan yang mengandung serat seperti sayuran dan buah-buahan dapat menghancurkan lemak.

Kandungan lemak yang sulit terbakar metabolisme bisa membentuk plak yang bisa menghambat aliran darah menuju jantung. Aliran darah yang tersumbat ke jantung dapat membuat jantung berhenti berdenyut yang mengakibatkan kematian. Jenis makanan yang patut dihindari adalah makanan yang mengandung lemak tinggi dan kolesterol tinggi seperti makanan gorengan, daging berlemak, jeroan, kulit ayam, kuning telur. Makanan fastfood cepat saji yang banyak mengandung lemak namun miskin serat sehingga mengakibatkan peningkatan kolesterol tinggi.

Dengan berolahraga dapat juga terjaga berat badan. Badan kegemukan atau kelebihan berat badan menandakan terjadinya kelebihan persediaan lemak yang menghambat metabolisme dalam tubuh. Badan kegemukan dapat menambah beban jantung seperti sering kesulitan dalam pernafasan sebagai pertanda ada masalah pada jantung. Karena itu salah satu kunci menghindari serangan jantung adalah menjaga berat badan ideal.

Menghindari terkena stress adalah kunci menghindari serangan jantung karena stress menyebabkan seluruh jaringan didalam organ tubuh bekerja ekstra, termasuk jantung. Stress dapat berpengaruh buruk pada pembuluh jantung karena adanya peransangan pembentukan adrenalin. Beban kerja yang berlebihan sangat rawan terkena gejala penyakit jantung karena faktor stress. Beban kerja yang berat sebaiknya diimbangi dengan berolahraga dan rekreasi agar tidak terkena stress.

Faktor merokok juga menyebabkan seseorang terkena serangan jantung. Nikotin dalam asap rokok dapat merangsang hormon adrenalin yang bisa mengganggu metabolisme lemak. Akibatnya darah menjadi lebih kental yang memudahkan timbulnya plak sehingga dapat menghambat aliran darah ke dalam jantung. Bahkan diperkirakan, perokok memiliki risiko enam kali lebih dibanding dengan yang bukan perokok. Maka tak salah bila pemerintah menganjurkan pencantuman peringatan pemerintah pada setiap bungkus rokok “…merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin...”

Dengan mengetahui faktor risiko serangan jantung, meskipun aktif berolahraga tetap dapat terkena bila terdapat faktor risiko lainnya seperti pola makan, stress, faktor usia dan riwayat keluarga, maka sebaiknya bagi orang yang mempunyai beberapa faktor risiko penyakit jantung lainnya untuk melakukan olahraga ringan namun dilakukan secara rutin dan terukur, serta menghindari berolahraga berat namun jarang .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun