Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gara-gara Tak Dapat Jaburan

25 Maret 2023   22:26 Diperbarui: 25 Maret 2023   22:31 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                Gerimis datang. Air mulai jatuh perlahan basahi bumi. Hawanya pun amat dingin sehingga keluarga Pak Cahyo belum berani keluar untuk menuju Masjid At'Taqwa. Tak lama kemudian suara azan berkumandang jelas walaupun ada suara air gemirik.

            "Yah, tarawihnya libur dulu ya, tuh hujan datang?" ucap Galih dengan bersedeku. Merapatkan kakinya. Sarungnya ditarik ke atas.

            Ayahnya diam lalu berjalan membuka pintu. Hujan malah makin deras. Suara guntur pun terdengar. Bu Dian yang sedang memakai mukena menuju ruang keluarga.

            "Tunggu sebentar, semoga segera reda, Bunda sediakan payung ya," kata Bunda Dian sambil menyiapkan payung.

            "Ah Bunda, sesekali libur gak papa Bund, " timpal Yoga sambil tiduran di kursi panjang.

            "Ya, setuju, kita tunggu dulu hujannya, gak boleh malas lho," kata Ayah sambil mencubit pipi  anak ragilnya.

            "Ih Ayah, sakit dong."

            Setelah beberap waktu hujan sudah agak reda, mereka pun menuju ke Masjid At'Taqwa yang tak jauh dari rumah. Halaman Masjid yang bercat hijau itu tampak penuh dengan jemaah. Segera Bunda Dian menuju tempat yang masih kosong. Sementara ketiga jagoan cilik menuju ruang dalam Masjid. Yoga memilih dekat ayahnya. Galih dan Arif senang berjajar dengan temannya. 

            Rekaat demi rekaat dilalui dengan lancar. Sebelum salat witir ada kultum yang disampaikan Pak Wahid. Semua jemaah menyimak dengan baik. Anak-anak pun mencatat di buku agenda kecil yang merupakan tugas sekolah.

            "Salat tarawih itu hukumnya sunnah muakkad, sunnah yang sangat dianjurkan," ucap Pak Wahid dengan jelas. Beliau pun menyampaikan bahwa dengan mengikuti salat tarawih yang didasari beriman dan iklas, maka orang tersebut akan diampuni dosa yang telah lampau (HR. Al-Bukhari)

            Materi kultum singkat tapi mengena di hati. Selanjutnya salat witir dilakukan dengan penuh khidmat. Namun, baru saja rekaan pertama terdengar anak-anak menjerit dan suaranya sampai pada jemaah yang salat tarawih. Namun, salat tetap berlangsung walaupun ada suara berisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun