Yang lebih menarik adalah piring yang terbuat dari seng dengan bergambar. Persis waktu kecil saya selalu memakai piring seng. Selanjutnya saya mencari tempat duduk kedua teman. Segera saya bergabung di meja makan kecil yang berada di ruang bernuansa jadul.
Dinding yang sudah hilang sebagian semen tampak asli dengan hiasan piring dan tutup gelas berbahan seng. Unik juga. Kami pun memesan minuman. Cangkir blirik hijau pun berisi minuman diantar oleh pelayan yang ramah. Saya pun memilih menu belum pernah saya coba yaitu es gempol. Seperti apa ya? Tunggu cerita tentang es bersantan ini.
Akhirnya kami berjalan menuju tempat tersaji menu Jawa yang mungkin bisa mengobati rasa rindu dengan masalah ndeso. Saya pun bingung untuk menentukan menu siang yang panas ini. Pilihan pun pada lauk oseng daun pepaya dengan lauk oseng kikil. Teman lain pun tampak bingung dengan aneka lauk yang semuanya menarik hati.
Kami pun makan bersama dengan penuh kebahagiaan. Alhamdulillah kami bisa menikmati masakan yang bisa mengulik kenangan masa lalu.
 Akhirnya kami pulang dengan perut kenyang. Alhamdulillah rejeki telah kami nikmati. Jika mau ke sini mudah kok. Asal masuk kota lama langsung bisa kita temui kuliner Sego Bancaan ini.
Ambarawa, 7 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H