Rumah Sejuk dengan Kolam Koi di  Belakang Rumah
Membangun rumah agar sejuk dan tidak gerah tentu butuh pemikiran matang. Apalagi rumah yang sempit. Perlu dirancang sedemikian rupa agar suasana nyaman dan betah di rumah. Namun, rumah luas dengan lahan luas pun kalau tidak dirancang dengan baik, akan terasa gerah dan rumah panas akan terasa. . Menjawab tantangan Fanhky Wijaya, seorang Technical Planning Property Delelper, saya akan menceritakan rumah yang berada di Ambarawa.
Hawa di kota Ambarawa jauh berbeda dengan tahun 90-an. Dulu memang sejuk dan tidak gerah. Berkembangnya waktu, Ambarawa pun kini agak gerah. Di rumah pun rasanya panas. Oleh karena itu, saya dan suami sepakat membangun rumah di lahan samping rumah yang kami beli beberapa tahun lalu. Kami ingin mempunyai rumah yang bisa menghadap jalan dan ada taman agar rumah sejuk dan nyaman. Keinginan membangun rumah lebih cepat karena rumah yang lama akan ditempati anak ragil.
Awalnya kami berkonsultasi dengan pemborong dengan harapan rumah dengan luas 250 M3. dapat bangunan dan taman. Desain rumah diubah berulamg kali agar sesuai harapan. Konsep kami. Depan ada halama, rumah dengan ruang tamu dan ruang keluarga menyatu. Setelah berkonsultasi dengan matang. pembangunan pun dimulai. Suami mulai memesan kusen kayu pada toko mebeler. Sedangkan pemborong mulai membangun dengan mengerahkan tenaga.
Seiring rumah dibangun, kami dan anak nomor 2 merancang kolam koi di belakang rumah. Rumah bagian belakang dirancang ada pintu-pintu yang berkaca sehingga dari dalam bisa melihat kolam koi dan taman.
Untuk rumah telah dikerjakan pemborong dengan arahan suami. Sedangkan taman dengan ikan koi rancangan anak lanang mulai dicicil. Tukang mulai menggali lubang dengan lebar 3 meter lebar dua meter. Berbagai peralatam dibeli secara online dan beli di Jakarta. Yang utama adalah mesin dan sarana untuk penjernih air dan sirkulasinya. Desain pun dibuat dengan berbagai referensi. Tampak desain kolam dengan berlembar-lembar referesni diberikan tukang taman. Tukang taman bagian mengerjakan sesuai petunjuk anak.
Selain kolam, kami merancang taman dengan air mengalir seolah berada di sungai. Karena ingin natural, batu alam asli kami buru. Suami langsung menuju desa yang ada sungainya. Di situlah ada beberapa pencari batu yang dijual. Batu pilihan pipih dan halus dengan berbagi ukuran telah terbeli. Aneka bunga juga sudah kami dapatkan di kios bunga di Bandungan. Yang mahal pun dibeli karena ingin taman indah. Ada beringin dolar yang lumayan harganya. Tak ketinggalan saya pun berburu anggrek.
Setelah beberapa bulan taman koi belakang rumah selesai. Gemericik air mengalir. Butuh dana lumyan untuk menyelsaikan kola mini. Untung ada subsidi dari anak. Kini saatnya membeli koi. Berbagai tempat kami kunjungi. Kadang membeli secara online di Blitar. Kolam pun berisi beberapa ikan koi. Air gemericik dengan koi menari-menari menjadikan rumah kami sejuk. Walaupun beberapa kali koi mati karena sedang adaptasi. Sebenarnya eman juga. Namun, berjalannya waktu, koi-koi cantik dengan berbagai warna menjadikan kami bertah di rumah. Terlebih kini ada suara burung murai yang merdu. Taman koi dengan aneka bunga serta gemericik air menjadikan kami kerasan berlama-lema di teras belakang. Apalagi jika anggrek mulai berbunga.
Teras pun saya beri bunga-bunga yang menjadi penjejuk hati. Kadang sambil menikmati the hangat, kami bisa memandang indahnya bunga-bunga di belakang rumah.
Sesekali pintu belakang kami buka semuanya. Saat ada tamu, kami mengajak ngobrol di dekat kolam sambil menikmati udara segar dan semilir angin. Pohon alpukat dan pohon mangga pun menambah suasana makin syahdu. Beberapa teman selalu memanfatkan taman untuk berselfi ria.
Itulah cara kami agar rumah panas tak lagi ada di rumah kami. Kesejukan selalu mengiringi hari-hari kami dengan menikmati keindahan alam ciptaan-Nya.
Ambarawa, 26 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H