Ingin Awet Muda? Jadilah Guru
Saat saya ujian skripsi dulu, seorang dosen bertanya
"Apakah ibu itu muda?"
Sejenak saya berpikir. Mengapa dosen itu bertanya kepada saya seperti itu. Bukankah jelas saya sudah bukan mahasiswa muda. Kuliah S1 setelah sudah guru dan menikah. Entah kenapa saya jawab begini
Menurut usia saya sudah tua Pak. Namun, Â saya ingin belajar terus berarti saya masih muda..
"Oke terima kasih," jawab dosen tegas.
Pada kesempatan lain, saya dan suami pergi ke supermarket di kota kami. Kami pun bertemu dengan seseorang. Setelah saling sapa ternyata dia adalah mantan murid. Ia bersama anak dan istrinya. Saya tak menduga kalau mantan murid karena tampak wajahnya seumuran dengan suami.
"Lho Bapak sudah pensiun? Kok masih muda sudah pensiun," Ada rasa heran mengapa kami yang katanya masih muda kok sudah pensiun.
Perkataan seperti itu bukan sekali dua kali. Kami sering dikatakan awet muda. Beberapa teman mengatakan mengapa kami awet muda karena kami bekerja sebagai guru. Kami para guru bekerja dengan hati senang karena bisa berhadapan dengan benda hidup bukan benda mati seperti  bekerja yang diam saja.
Menurut saya benar juga. Kami lebih banyak berinteraksi dengan siswa dengan berbagai rona-rona. Berhadapan dengan siswa itu menjadikan pikiran hidup. Tidak menjadikan pikiran mati. Kita bisa bertukar pikiran sambil mendidik. Lain halnya yang bekerja di tempat yang membutuhkan kita konsentrasi tingkat tinggi. Kalau tidak diimbangi dengan keluar dari tempat kerja bisa stres karena pekerjaan yang menggunung.