Panen Buah Pepaya yang Menggoda
Di sela-sela kami bersilaturahmi ke saudara yang lebih tua, kami sengaja ke kebun milik keluarga. Selain ada acara untuk hibahkan sebagian tanah, kami penen buah milik saudara kami juga.Â
Usai mobil diparkir kami dibuat terkejut dengan aneka buah yang ada. Yang paling banyak buahnya adalah buah papaya California yang bergelantungan di pohon yang tidak tinggi. Saya pun berteriak karena buah kesayangan di depan mata dan warnanya banyak yang sudah menguning.
"Woh... itu banyak yang kuning, papaya California ya Mbak?" teriakku dengan ekspresi heran. Saya pun memasuki kebun yang  amat luas ini.
"Ya, ambil saja tidak apa, monggo," jawab Mbak Yunita yang mengurusi kebun ini bersama suaminya.
Tak tanggung-tanggung saya dan Mbak Lis berjalan di kebun yang agak banyak rumputnya itu. Perlahan berjalan lalu memetik buah yang ranum itu. Betapa bahagianya bisa memetik langsung. Beberapa buah kami kumpulkan untuk dibagi bersama. Keponakan yang ikut juga mengambil yang agak jauh. Alhamdulillah ada satu wadah siap kami bagi untuk dibawa pulang.
Saya pun berkeliling lagi. Tampak ada pohon yang menarik perhatian kami yaitu pohon nangka mini yang sedang berbuah. Yang menarik pohon nangka itu berbatang kecil tapi sudah berbuah. Buah pun berada di batang bawah sehingga buahnya hampir menyentuh tanah. Tak ketinggalan kami mengabadikan momen indah tersebut. Bahkan di tempat lain sampai menyentuh tanah. Sayangnya belum matang. wkkk
Selain papaya, nangka masih ada pohon lain yang berbuah. Ada petai, pisang, mangga dan ketela yang telah kami makan di rumah tadi pagi. Kebahagian kami ketika berkumpul dengan saudara. Kami pun makan bersama di pondok sederhana yang berada di tengah-tengah kebun. Selain acara panen ada acara keluarga kami bersama para pengurus masjid yang akan menerima hibah dari kami.Â
Kami memang berencara mengibahkan sebagian kebun kami untuk didirikan masjid. Bersyukur banget kami bisa berbuat kebaikan untuk mengibahkan sebagian kebun.
Doa pun dilantunkan oleh Bapak dari pengurus masjid. Mbak Sus sampai menitikkan air mata karena terharu. Proses  tersebut segera ditindaklanjuti. Wakaf pun kami niatkan atas nama Bapak Ibu mertua. Alhamdulilah perjalanan saya dan suami hari Sabtu dan Ahad berjalan lancar. Bisa bersilaturahmi ke teman yang suka menulis dank e saudara tua bahkan bisa ke saudara yang lama sekali tidak saling bertemu.Â
Konon membalas budi baik orangtua yang sudah meninggal adalah berbuat baik dengan saudara- saudaranya. Bersyukur kami satu keluarga besar Bapak Sukiman yang semuanya sudah purna tugas dari guru bisa berbuat sesuatu yang bisa menjadi teladan pada anak cucu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H