Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Aku dan Menantu

5 November 2022   10:31 Diperbarui: 5 November 2022   10:34 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu seorang tetangga memilih   tinggal di rumah orangtuanya sendiri dari pada tinggal satu rumah dengan mertua. Konon si menantu tak cocok dengan mertua. Banyak kasus yang terjadi antara mertua dan menantu. Wajar saja jika dalam satu rumah karena berbagai perbedaan muncul. Namun, sebenarnya bisa disiasati agar tidak bentrok. Semua bergantung masing-masing.

Nah bagaimana saya menjalin hubungan dengan menantu-menantu ?

Alhamdulillah sampai saat menulis ini hubungan saya dan menantu  baik-baik saja. Kami happy saja. Belum pernah ada cekcok di antara kami.

Bagi saya, menjalin komunikasi dengan menantu agar terjalin indah itu penting.  Kami memang tidak serumah tetapi saat tertentu dalam rentang beberapa minggu atau hari, kami bisa serumah. Biasanya pas mudik saat lebaran atau hari-hari libur tertentu. Sedangkan yang menantu ketiga lebih sering bertemu karena rumah kami masih satu pekarangan.

Agar terjalin indah kita sebagai mertua harus bisa menyelami menantu. Banyak cara yang biasanya kami lakukan, antara lain: ngobrol bersama. Kita sebagai mertua sempatkan untuk ngobrol apa saja. Jalin komunikasi yang erat. Namun jangan sampai komunikasi yang cenderung mengurusi keluarganya. Misalnya mengambil keputusan tertentu kita tak boleh terlalu terlibat. Biarkan anak menentukan sikap. Apalagi urusan yang cucu. Kita tidak boleh ikut mengatur tetek bengek yang berkaitan dengan cucu. Sekadar saran dikit tidak apa-apa.

Selanjutnya saling perhatian. Beberapa waktu lalu saya mengirim paket yang berisi pakaian untuk cucu yang ulang tahun. Selain pakaian ada beberapa jajan kesukaan anak dan cucu. Saya pun waktu itu bertanya pada menantu untuk dibelikan makanan apa saja. Menantu pun memesan kripik, gula Jawa, kerupuk. Nah cara ini menjadikan hubungan baik.

Lain waktu saya pun dikirimi aneka jajanan khas Lombok. Saya dan suami pun amat senang. Kemudian dengan menantu Ragil juga begitu. Jika kami bepergian, suami mengingatkan untuk beli sesuatu kesukaan anak. Suami pun sering membelikan sekadar kelapa muda, jajanan atau apa saja yang menjadi kesukaan anak. Itulah sedikit cara menjalin komunikasi dengan menantu.

Saat saya dan suami pergi ke Dieng, kami sempatkan untuk membeli kaos untuk anak-anak dan cucu. Banyak perhatian lain yang bisa kita lakukan bukan sekadar makanan. Misalnya saat menantu sakit, kita bisa saling kabar baik telepon.  

Kalau kita sebagai orangtua baik dengan menantu anak pun akan baik pada kita. Mari jalin hubungan dengan menantu seperti anak kita sendiri. Jangan ada hal -, hal yang menjadikan hubungan dengan menantu retak. Yang tak kalah penting saling pengertian. Jangan merasa kita lebih tahu terus tak menghargai anak. Perlakuan menantu layaknya anak sendiri. Keharmonisan baik dengan menantu menjadikan kita nyaman.

Ambarawa, 5 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun