Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi "Piring Terbang" yang Masih Membumi

18 September 2022   20:02 Diperbarui: 18 September 2022   23:37 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dibawalah masuk tas tadi ke rumah yang punya gawe.  Tas atau kantong dari goni tersebut dikeluarkan isinya kemudian diganti dengan barang lain yaitu pisang, nasi dan lauk serta jajanan. Kantong yang terbuat dari kain itu bernama. Ya agar mudah mengembalikan.

Itulah tradisi yang masih berlaku di daerah Banyuurip Boyolali.

Tradisi lainnya adalah para tamu laki dan perempuan duduknya dibedakan. Tidak bisa duduk bersama. Saya pun berpisah dengan suami.

Di sela-sela acara, jajanan disuguhkan dalam piring yang diletakkan di meja-meja tamu dan di serambi dengan lesehan. Ada roti, pisang, jenang, cucur dan kacang yang tertata rapi beserta teh hangat. 

Sambil menunggu acara, ada hiburan lagu qasidah dari penyanyi yang cantik-cantik.

Hari makin sore, perut ingin segera diisi. Alhamdulillah piring terbang pun dimulai.  

Mas-mas ganteng yang berseragam batik hijau ini mulai membawa nampan yang berisi nasi beserta lauk. Mbak-mbak cantik yang berseragam batik hijau juga siap di titik tertentu untuk siap memberikan pada para tamu. Inilah yang kami sebut 'piring terbang'. Tradisi yang masih Membumi.

Berdasarkan  cerita orang,  tradisi bawa beras dan lainnya itu sulit dihapus. Padahal beras, pisang dan bakmi yang terkumpul itu akhirnya dijual juga. Harga tentu saja lebih murah. 

Sebenarnya kalau pakai uang kan praktis. Namun, tradisi orang desa tampaknya tidak bisa diperbarui dengan nyumbang pakai uang.

Apapun tradisi seperti itu, kita harus menghargai. Kita ambil segi positif saja.

Ambarawa, 18 September 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun