Mohon tunggu...
Nur Wasiyanti
Nur Wasiyanti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Pemanfaatan Sumber Daya Alam dalam Perspektif Islam

12 Maret 2017   15:34 Diperbarui: 12 Maret 2017   15:40 13708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel ini berisi penjelasan mengenai pemanfaatan sumber daya alam (natural resources) dalam perspektif islam yang saat ini pemanfaatan sumber daya alam banyak disalah gunakan pemanfaataannya oleh manusia. Tujuan penulisan artikel ini adalah memberikan pengetahuan kepada manusia tentang bagaimana cara mengelola sumber daya alam yang baik terlebih dalam perspektif islam karena kita adalah umat muslim. Dari artikel ini dapat disimpulkan bahwa perlunya pemahaman kembali dan menerapkan bagaimana cara pemanfaatan sumber daya alam yang baik dalam perspektif islam.

Sumber daya alam adalah kekayaan yang ada dalam bumi. Sumber daya alam jika dilihat dari bentuknya, memiliki kecendrungan yang berubah-ubah, tidak pasti, bisa jadi meluas atau menyempit tergantung pada sejauh mana daya kreatifitas manusia dikembangkan.dari hal tersebut sumber daya alam dibagi menjadi dua; yaitu sumber daya alam eksploratif dan non-eksploratif.[1]

Menurut islam, manusia adalah makhluk yang paling mulia diantara makhluk-makhluk Allah yang lain. Akan tetapi islam juga mengingatkan bahwa manusia hanyalah salah satu di antara sekian banyak makhluk Allah SWT, yang berada diluar kemampuan manusia untuk menghitungnya. Manusia dibekali akal pikiran hingga kedudukannya paling mulia diantara makhluk-makhluk Allah yang lainnya, hingga kita bisa mengetahui kisah-kisah penciptaan yang ada dalam Al-Qur’an, kita mendapatkan informasi tentang tahapan dan evolusi penciptaan ini. Dari informasi tersebut, kita bisa memahami bahwa alam ini mempunyai wujud obyektif yang terlepas dari subyektifitas kesadaran manusia.[2]

Segala sumber daya alam ditundukkan oleh Allah dan pemanfaatannya diserahkan kepada manusia. Sebagaimana terungkap dalam Firman Allah yang artinya “ Dan (Dialah) yang menundukkan untuk kalian apa yang ada dilangit dan yang ada di bumi.” (QS. Al-Jatsiyat:13).[3] Namun dalam  pemanfaatan sumber daya alam manusia tidak boleh serta merta memanfaatkan sesuai dengan keinginannya seperti  menjual karunia air, hal seperti itu dilarang oleh Rasulullah SAW, sebagaimana sabda beliau :“dari jabir bin abdullah ia berkata, Rasulullah SAW melarang menjual karunia air.” (HR. Muslim). Dan hadis tersebut diperjelas oleh hadis yang lain “Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “ karunia air tidak boleh dijual karena menjual air berdampak pada dijualnya rumput”.(HR. Muslim:2929).

Menurut Umer Chapra, pengertian amanat tidak berarti peniadaan kepemilikan privat terhadap kekayaan alam, tetapi memberikan sejumlah implikasi penting yang menciptakan perbedaan revolusioner dalam konsep kepemilikan sumber daya alam dalam islam dan sistem ekonomi lainnya. Beberapa implikasi tersebut adalah:

Sumber daya alam itu digunakan untuk kepentingan bersama, bukan untuk segelintir orang,

Setiap orang harus mencari sumber-sumber daya alam dengan benar dan jujur dengan cara yang telah ditetapkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Tak seorangpun berhak menghancurkan atau menyia-nyiakan sumber daya alam yang telah diberikan Allah. Perusakan terhadap anugerah Allah merupakan tindakan fasad yang dikecam Allah.[4]

Menurut Syauqi Ahmad Dunya, ada beberapa prinsip dalam mengelola sumber daya alam, yaitu :

Sumber daya alam adalah nikmat dan karunia tuhan dalam islam, kryakinan akan hal tersebut tidak lain adalah untuk mengontrol perilaku kerakusan manusia terhadap alam, karena alam disediakan tidak untuk orang tertentu tapi untuk semua makhluk yang ada didunia ini. Manusia harus mendistribusikan secara tepat dari hal terkecil. Sikap ini akan menghasilkan sikap ekonomis, hemat dan efisien.

Sumber daya ditundukkan bagi manusia, prinsip ini memberikan kemustahilan untuk menundukkan alam. Jika terjadi hal-hal yang membahayakan manusia, itu disebabkan oleh manusia itu sendiri yang kurang hati-hati dalam menata alam, karna kurang memahami hukum dan gejala alam.

Kerja keras merupakan realitas amaliyah, sumber daya alam disediakan manusia sebagian besar adalah barang mentah, juga bukan dalam bentuk jasa yang siap dimanfaatkan. Hal tersebut merupakan kebijaksanaan Allah, karena jika semuanya sudah tersedia untuk siap pakai maka manusia akan berebutan untuk mendapatkannya sehingga timbul berbagai konflik.

Perlakuan yang adil terhadap alam, sebagaiman diketahui alam diciptakan Allah bukan untuk disia-siakan dan diperuntukkan bagi kesejahteraan manusia secara adil. Terhadap alam manusia dituntut untuk mengatur kejelasan pengelolaannya.[5]

Alam yang diciptakan oleh Allah SWT yang Maha Bijaksana dalam menciptakan Dia terbebas dari segala bentuk kesia-siaan. Oleh sebab itu, Dia telah menetapkan dalam segala sesuatu yang ada didalamnya, kecil ataupun besar, menempatkan hukum-hukum yang juga merupakan makhluk Allah SWT. Allah SWT menciptakan alam dengan hikmah dan dengan cara tertentu, Dia menetapkan dan menghendaki dan Dia mengajarkan kita bahwa sunnah-sunnah dan hukum-hukum tersebut yang mengendalikan alam ciptaan ini. Oleh sebab itu islam mengajarkan manusia untuk memperlakukan alam sebaik-baiknya sebagaimana manusia memperlakukan anak-anaknya.

Daftar Pustaka

Nurohman Dede, Memahami Dasar-Dasar Ekonomi Islam.Yogyakarta: Penerbit Teras,2011.

Imarah Muhammad, Manhaji Islami.Jakarta: Al-Ghuraba,2008.

Sholahuddin Muhammad, Asas-Asas Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Grafindo Persada,2007.

 

[1] Dede Nurohman,Memahami Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Penerbit Teras ,2011) , hal.39.

[2] Muhammad Imarah, Manhaji Islami, (Jakarta: Al-Ghuraba, 2008), hal.23.

[3] Sholahuddin, Asas-Asas Ekonomi Islam,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal.26.

[4] Dede Nurohman, hal.41-42.

[5] Dede Nurohman, hal.46-50.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun