Mohon tunggu...
Yanti
Yanti Mohon Tunggu... Administrasi - Dream until your dream come true

instagram: @yanti_id

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjejakkan Kaki di Negeri Es dan Api (2)

1 Mei 2018   18:58 Diperbarui: 1 Mei 2018   19:26 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harpa Concert Hall (Dok. Pribadi)

Pada awal ditemukan oleh bangsa Viking sekitar tahun 874, Islandia disebut sebagai "Snowland", mungkin dahulu kala sebagian besar wilayahnya masih tertutup salju. Saat ini sekitar 10% area Islandia merupakan glacier (bongkahan/batu es yang terbentuk akibat akumulasi dari salju yang sangat banyak yang belum mencair). Taman nasional Vatnajokul yang berada di sisi tenggara Islandia merupakan glacier terluas di Eropa.

Islandia berada pada di atas lempeng tektonik Amerika Utara (North American Plate) dan lempeng Eurasia (Eurasian Plate). Lanskap Islandia dipengaruhi oleh letusan gunung berapi sehingga banyak dijumpai geysir, sumber air panas serta padang lava (lava fields). Lava field merupakan area yang sangat luas bekas aliran lava gunung api yang meletus. Padang lava yang selama ini pernah saya lihat berupa padang pasir, bebatuan atau rumput. Namun di Islandia terdapat padang lava berupa lumut (moss).

Salah satu padang lumut yang saya lewati adalah padang lava Eldhraun dalam perjalanan di sisi selatan Islandia (South Coast). Luas padang lumut tersebut sekitar 565 km2, terbentuk akibat letusan Gunung Laki pada akhir tahun 1700an. Saat bis melewati padang lava tersebut, serasa berada di karpet hijau yang sangat luas. Sayang sekali bis tidak berhenti, jadi tidak bisa foto-foto disana.

Djupalonssandur, Snaefellsnes Peninsula (Dok. Pribadi)
Djupalonssandur, Snaefellsnes Peninsula (Dok. Pribadi)
Untuk menjelajah keindahan Islandia memang perlu sedikit "perjuangan". Jarak tempuh yang jauh dan hampir tidak ada transportasi publik/umum. Selain aurora, glacier menjadi salah satu lokasi favorit yang dikunjungi. Untuk mengunjungi lokasi glacier saya mengikuti day tour selama 14 jam melalui rute sisi selatan Islandia (South Coast) sampai ke Jokulsarlon glacier Lagoon.

Jalur South Coast membentang sepanjang 391 km dari Reykjavik atau sekitar 780 km rute bolak balik. Memang kalau mengikuti tur selama 2 hari, perjalanan bisa lebih santai. Sepanjang jalur tersebut terdapat beberapa lokasi yang dikunjungi, antara lain air terjun dan pantai yang berpasir hitam.

Perjalanan panjang terbayar dengan pemandangan glacier yang menakjubkan. Apalagi cuaca sangat mendukung, meskipun sebelum sampai ke lokasi glacier, cuaca mendung. Namun tiba-tiba cuaca berubah menjadi cerah.

Pantai berpasir hitam (Dok. Pribadi)
Pantai berpasir hitam (Dok. Pribadi)
Pada hari berikutnya, saya mengunjungi Semenanjung Snaefellsnes yang berada di sisi barat Islandia (west coast) Jarak tempuhnya sedkit lebih pendek, sekitar 500 km atau sekitar 11 jam rute pulang pergi dari Reykjavik. Di sisi barat ini pemandangannya sama indahnya dan unik.

Sebagai informasi, jika mengikuti grup tour harian, biaya tur belum termasuk makan/minum/snack. Biasanya bis berhenti beberapa kali di kafe/restoran untuk istirahat, namun kalau mau makan/minum harus bayar sendiri. Kalau bawa bekal sendiri, tidak diperbolehkan makan di dalam restoran.

Harpa Concert Hall (Dok. Pribadi)
Harpa Concert Hall (Dok. Pribadi)
Di hari terakhir,sebelum saya meninggalkan Islandia, saya berkeliling di kota Reykjavik. Kali ini saya tidak menggunakan guide atau mengikuti tour. Ada beberapa bangunan yang menjadi landmark kota Reykjavik, yaitu bangunan gereja Hallgrimkirja yang merupakan bangunan tertinggi serta Harpa Concert Hall, bangunan yang dindingnya terbuat dari kaca. Sesuai namanya, gedung ini sering digunakan untuk konser musik. 

Karena seharian hujan deras dan dingin, tidak banyak yang saya kunjungi di kota Reykjavik. Tapi yang tidak boleh dilewatkan adalah belanja souvenir, meskipun harga souvenirnya membuat saya akhirnya berpikir ulang untuk membelinya.

Perjalanan di Islandia harus berakhir, mungkin belum ada setengah dari seluruh wilayahnya yang saya kunjungi.  Perjalanan terjauh dan termahal yang pernah saya lakukan. Tapi semua itu terbayar dengan pengalaman yang pasti akan dikenang selamanya.

Artikel sebelumnya:

Menjejakkan Kaki di Negeri Es dan Api (1)

Terhipnotis Aurora Borealis

Demi (Mengunjungi) Aurora

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun