Mohon tunggu...
Yanti
Yanti Mohon Tunggu... Administrasi - Dream until your dream come true

instagram: @yanti_id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Berpetualang di Konser Coldplay

13 Maret 2017   22:08 Diperbarui: 16 Maret 2017   00:00 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun sudah lebih dari 1 bulan berlalu, namun hingga saat ini belum bisa move on dari Konser Coldplay awal Desember lalu. Sudah menjadi impian saya sejak lama untuk bisa melihat langsung konser Coldplay. Meskipun video konser sudah berulangkali saya tonton, bukannya bosan, tapi malah semakin besar keinginan untuk melihat konser Coldplay. Sekitar bulan Juni 2016, Coldplay mengumumkan bahwa Australia menjadi salah satu benua yang akan dikunjungi pada konser A Head Full of Dream. Pembelian tiket tidak mudah karena dalam waktu 1 jam tiket sudah habis. Akhirnya saya berhasil memperoleh tiket konser hari kedua di Melbourne. Tidak sabar rasanya menanti bulan Desember.

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba juga. Saya sudah bersiap-siap di depan gerbang Etihad Stadium 2 jam sebelum gerbang dibuka. Penonton lain pun sudah banyak yang antri masuk dan yang pasti mereka antri dengan sangat tertib. Bahkan ketika gerbang dibuka, penonton pun masuk dengan tertib, tidak ada yang saling dorong. Sebelum memasuki arena penonton, crew konser membagikan xyloband dan pin LOVE, yang menjadi ciri khas Coldplay.

Memasuki arena penonton, saya segera mencari spot yang strategis supaya pandangan bisa maksimal, mengingat orang-orang Australia pasti jauh lebih tinggi daripada saya. Spot strategis didekat panggung, hampir seluruhnya sudah terisi. Saya berada di baris ketiga, sebelah kiri panggung utama. Lumayanlah, minimal hanya ada 2 orang didepan saya.

Sebelum Coldplay tampil, ada 2 band pembuka yaitu Lianne La Havas dan Jess Kent. Meskipun tidak mengenal lagunya, namun saya bisa menikmati lagu-lagu yang mereka tampilkan. Chris Martin sempat tampil di panggung untuk membuka konser.

Band pembuka selesai. Beberapa crew tampak menata ulang panggung dan mengecek soundsystem dan tata panggung lainnya. Di panggung utama ada 2 layar besar dan 1 layar di tengah. Layar ini cukup membantu karena penampilan Coldplay tidak selalu di panggung utama. Beberapa lagu dinyanyikan secara akustik di panggung kecil yang berada di tengah panggung. Saya yang ada di depan panggung utama hanya bisa melihat melalui layar besar ini. Meskipun panggungnya cukup besar tapi terlihat Chris Martin berusaha mendekati penonton di semua sudut.

Dan akhirnya Coldplay tampil di panggung dengan lagu pembuka A Head Full of Dream. Saya langsung merinding dan masih tidak percaya saya melihat langsung lagu ini dinyanyikan secara live. Set list lagu di konser Coldplay Melbourne tidak jauh berbeda dengan konser di kota lainnya. Lagu-lagu berikutnya ditampilkan dengan sangat sempurna. Panggung dan arena penonton meriah dengan xyloband yang menyala warna warni, tidak ketinggalan siraman confetti dan balon besar warna warni membuat penonton semakin histeris. DI tengah-tengah konser, Chris Martin mengundang penonton yang ingin melamar kekasihnya ke atas panggung..#bikinngiri.

Saat lagu Up and Up dinyanyikan, saya langsung merasa sedih karena ini adalah lagu terakhir. Tidak rela rasanya mengakhiri konser ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun