Mohon tunggu...
Yantho Jehadu
Yantho Jehadu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang Musafir di Lautan Ide. Aktif menulis lepas di media massa, buletin, majalah akademik lokal, dan internet.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Orang Besar Turun Lapangan

15 November 2012   07:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:19 2595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_209405" align="aligncenter" width="258" caption="Gubernur Ben Mboi sedang meninjau lokasi pada tahun 1980-an"]

[/caption]

Sebetulnya, yang paling memilukan adalah tragedi paceklik yang pernah menghantam kawasan nusa tenggara. Saat itu, banyak keluarga yang harus tuntung (meminta) dari keluarga tetangga karena persediaan beras mereka telah habis. Prihatin dengan kondisi ini, putra kebanggaan NTT ini menggalakkan penanaman padi dan perluasan areal persawahan. Untuk memupuk kondisi keuangan dan pangan, ia juga mendorong masyarakatnya untuk aktif berpartisipasi dalam Koperasi Unit Desa (KUD).

Alhasil, orang-orang NTT bisa tersenyum gembira lantaran tak pernah lagi ada masyarakat yang tuntung. Semua warga mampu memenuhi seluruh kebutuhan pangannya. Kerja keras dan ketekunan pun berbuah hasil. Di daerah persawahan Borong (sekarang ibukota kabupaten Manggarai Timur), pada tahun 1986, diadakan panen padi secara besar-besaran. Tak tanggung-tanggung, mantan Gubernur NTT ini menghadirkan Presiden Soeharto untuk membuka secara resmi panen "raksasa" tersebut. Produksi yang besar itu bahkan tak sekadar menjadikan NTT sebagai lumbung beras bagi rumahnya sendiri, melainkan juga menjadi sumber pasokan beras bagi propinsi tetangga. Luar biasa!! [caption id="attachment_209406" align="aligncenter" width="354" caption="Gubernur Ben menerima lawatan Presiden Soeharto saat Panen Raya di Borong, Manggarai, NTT tahun 1986"]

13529634081071045687
13529634081071045687
[/caption]

ONH dan ONM riwayatmu kini

Sudah tak dimungkiri lagi kalau ONM dan ONH karya inspirasi suami Menkes RI, dr. Nafsiah Mboi, adalah terobosan yang sukses. Tak ada yang memalingkan pendapat itu. Namun, apa yang terjadi kini?

Tugu keberhasilan yang dipancang di sudut kota Borong sekarang makin tak terurus. Areal persawahan yang dulu begitu luas, kini hampir tak terlihat. Sebagian kecil di wilayah agak ke utara barangkali sisa-sisa dari jejak Operasi Hijau. "Orang-orang sepertinya lupa dengan jasa beliau?" ah... tak mungkin. Barangkali orang-orang NTT punya areal persawahan lain yang lebih besar, jadi tak perlu dipikirkan yang sudah lalu (?).

Bulan lalu, tokoh NTT ini menghadiri perayaan Emas Gereja Keuskupan Ruteng, Manggarai, Flores, tempat ia disentuh, dididik, dan dibentuk menjadi seorang yang berjiwa besar. Ia duduk di jajaran paling depan. Di sampingnya, ada sang istri yang duduk sejajar dengan presiden RI. Sorot mata tuanya masih menampakan pesona dan kharisma kepemimpinan. Sorot mata tua itu juga membersitkan kebahagian atas perkembangan daerahnya. Dalam hati aku bergumam: "apa katanya kalau ia melihat prasasti kebanggaannya di Borong?" Orang-orang NTT sudah mulai larut dalam kemalasan pak, mindset itu seperti balok yang besar di ujung mata, tapi tak pernah disadari. Mudah-mudahan ada Ben lain yang bisa menyadarkan kami....

Proficiat Pak!! Bagaimanapun, Anda sudah menjadi inspirator bagi NTT agar keluar dari jerat kemiskinan, kemelaratan, kekeringan, dan ketandusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun